Cegah Lonjakan Harga, Pemerintah Diminta Pastikan Distribusi Pangan
Institute for Development of Economics and Finance meminta pemerintah memastikan distribusi logistik tak terganggu akibat pandemi virus corona. Gangguan distribusi dikhawatirkan dapat menyebabkan kenaikan harga pangan terutama mendekati Ramadan yang jatuh pada bulan depan.
Peneliti Indef Rusli Abdullah mengatakan pemerintah mengeluarkan imbauan untuk tidak mudik Lebaran tahun ini guna mencegah penyebaran virus corona. Oleh karena itu, distribusi logistik yang biasanya diarahkan ke daerah selama periode Ramadan dan Lebaran sebaiknya tak diterapkan.
"Jalur distribusinya harus lancar. Takutnya karena ada virus corona supirnya tidak mau pergi itu kan repot. Seandainya barang ada tapi logistiknya terganggu harga akan naik," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (26/3).
(Baca: Senat AS Dukung Trump Gelontorkan Stimulus Rp 32.000 T Hadapi Corona)
Pemerintah juga harus memetakan kebutuhan pangan dalam tiga bulan ke depan. Beberapa komoditas pangan, seperti telur, minyak goreng, dan daging rentan mengalami lonjakan harga.
Izin impor untuk komoditas pangan pun harus dipermudah mengingat sebagian pemenuhan kebutuhan domestik masih berasal dari luar negeri. "Harus segera mengimpor barang-barang yang memang kita butuhkan, seperti bawang putih. Kemarin ada relaksasi impor itu menjadi sangat krusial dan cukup bagus," kata dia.
Kenaikan harga pangan masih akan menjadi penyumbang utama inflasi pada periode Ramadan dan Lebaran. Namun, Rusli optimistis, inflasi tetap terkendali.
"Inflasi paling tinggi masih disumbangkan oleh bahan makanan, beberapa diantaranya bawang putih, gula pasir dan holtikultura," kata dia.
(Baca: Warga Miskin, Pekerja Informal & Ojol Dapat Bantuan Tunai Efek Corona)
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggelar operasi pasar di sepuluh pasar Jakarta. Operasi pasar dilakukan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan stablisasi harga di tengah peyebaran virus corona atau Covid-19.
Komoditas yang didistribusikan dalam operasi pasar tersebut meliputi gula pasir, telur dan beras. Adapun operasi pasar diadakan dengan menggandeng PD Pasar Jaya dan asosiasi dan Gabungan Kelompok Tani binaan. Salah satu asosiasi yang terlibat adalah Asosiasi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat Jawa Barat yang memasok 15 ton beras dengan harga jual Rp 8.500 per kg.