Pemprov DKI Jakarta Prioritaskan Rapid Test untuk Tenaga Medis
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan tenaga medis untuk mendapatkan rapid test Covid-19. Pasalnya, banyak tenaga medis yang telah dinyatakan positif virus corona.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan apabila hasil rapid test dinyatakan positif terinfeksi virus corona, maka tenaga medis akan mendapatkan prioritas untuk mendapatkan fasilias kesehatan.
"Alat tes yang dimiliki sekarang diprioritaskan untuk seluruh tenaga medis, sehingga mereka memiliki rasa tenang dan juga bila ada gejala awal, mereka cepat bisa tertangani," kata Anies saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (26/3).
Menurut dia, tenaga medis merupakan garda terdepan penanganan pandemi corona. Sehingga mereka mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Selain itu, pemerintah berupaya untuk meningkatkan keselamatan seluruh tenaga medis dengan menyiapkan alat pelindung diri (APD) dengan kualitas dan jumlah yang memadai. "Mereka yang berada paling depan dan pekerjaannya paling keras, paling berat, serta risikonya paling besar," kata dia.
(Baca: Pasien Meninggal Dunia Akibat Virus Corona Melonjak Jadi 78 Orang)
Lebih lanjut Anies, jumlah tenaga medis yang tertular virus corona di ibu kota mencapai 50 orang. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan data pada 20 Maret 2020.
"Ada dua yang meninggal dan ini terjadi di 24 rumah sakit di seluruh Jakarta," ujar Anies.
Rapid test dilaksanakan dengan mengambil sampel darah untuk diuji imunoglobulin. Pemeriksaan ini disebut lebih cepat dibanding test swab yang selama ini digunakan mendiagnosa COvid-19.
Jika hasil rapid test positif, maka pasien akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan molekuler, yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR). Bila hasil PCR positif, pasien dinyatakan terinfeksi corona.
Pasien positif corona akan diisolasi di rumah sakit. Pemerintah telah menyediakan rumah sakit rujukan dan Wisma Atlet, Jakarta yang menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19 untuk isolasi pasien positif corona.
Sedangkan pasien yang dinyatakan negatif dalam pemeriksaan tidak menjamin bebas dari virus corona. Sebab, rapid test hanya dilakukan dengan berbasis serologi atau pengukuran kadar antibodi saat adanya virus dalam tubuh.
(Baca: Anies Baswedan Siapkan Hotel untuk Tempat Tinggal Tenaga Medis Corona)