Pandemi virus corona membuat kalang kabut banyak orang, terutama yang pendapatannya pas-pasan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka mesti tetap bekerja. Sayangnya, tugas sebagian profesi tak bisa dilaksanakan di rumah, rutinitas yang sekarang harus dijalani masyarakat untuk memotong rantai penyebaran Covid-19. 

Hal ini seperti yang menimpa Dedi. Pendapatan lelaki 28 tahun itu turun drastis. Sebagai pengemudi ojek online, biasanya ia mengantongi Rp 100 hingga 150 ribu. "Tapi kemarin sehari hanya dapat Rp 47 ribu," cerita Dedi kepada Katadata.co.id, baru-baru ini.

Advertisement

Dedi sebenarnya khawatir terserang Covid-19. Namun tuntutan kebutuhan hidup membuatnya harus tetap keluar rumah.

Ia tak sendirian. Dedi menemukan teman senasib di antara para penumpangnya. Salah satunya karyawan mal yang beberapa hari lalu masih bekerja. Kini mal tempatnya mencari nafkah ditutup sementara untuk mencegah penyebaran virus corona.

"Beberapa hari lalu ada karyawan mal yang pulang lagi karena agak demam. Jadi enggak lolos masuk. Sudah keluar uang untuk ongkos, gajinya dipotong," ujar Dedi.

Dedi merupakan satu dari 3,3 juta pekerja informal di Jakarta. Mengacu data terakhir BPS, jumlah pekerja sektor ini di Jakarta pada Agustus 2019 mencapai 68,45% dari total pekerja. Sementara di seluruh Indonesia, angka pekerja informal mencapai 70,49 juta atau 55,72% dari total pekerja.

Perbandingan pekerja di sektor formal dan informal dapat terlihat dalam Databoks di bawah ini. 

Kekhawatiran Dedi tampaknya didengar pemerintah. Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan langsung tunai bagi para pekerja di sektor informal, seperti pemilik warung, pengemudi ojek online, hingga pegawai harian di pusat perbelanjaan. Pemberian BLT dilakukan melalui kartu prakerja.

"Kartu pekerja yang semula untuk vokasi digeser menjadi bagian dari program social safety net. Kemarin kami ajukan setiap pekerja informal dan UMKM memperoleh Rp 1 juta ditambah insentif Rp 1 juta per bulan selama empat bulan sehingga total Rp 5 juta," ujar Susi dalam konferensi video di Jakarta, Kamis (26/3).

Pemerintah juga akan memberikan bantuan tunai kepada 29,3 juta rumah tangga yang masuk dalam kelompok 40% termiskin. Adapun pada tahap awal, bantuan langsung tunai diberikan kepada 15,2 juta orang sesuai data penerima bantuan pangan nontunai. Saat ini ada data 15,2 juta rumah tangga yang tervalidasi. Sementara 14,1 juta rumah tangga lainnya sedang dihitung kembali.

(Baca: Malaysia Kucurkan Stimulus Rp 929 Triliun Meredam Efek Negatif Corona)

Bantuan uang tunai juga akan diberikan untuk pekerja sektor formal. Namun, pemerintah tak menjabarkan klasifikasi pekerja yang berhak memperoleh bantuan. Adapun BLT akan diberikan melalui program BP Jamsostek. Total jenderal, jumlahnya sama dengan yang dikucurkan ke pekerja sektor informal, yakni Rp 5 juta.

Ragam Bantuan Tunai di Negara Lain

Indonesia bukan satu-satunya negara yang berencana memberikan bantuan tunai kepada sebagian masyarakat di tengah kesulitan pandemi corona. Amerika Serikat bahkan menyiapkan bantuan tunai kepada jutaan keluarga di negara tersebut masing-masing sebesar US$ 3.000 atau sekitar Rp 48 juta.

Adapun total stimulus fiskal yang digelontorkan AS untuk menangani dampak pandemi corona, termasuk bantuan tunai tersebut mencapai US$ 2,2 triliun atau sekitar Rp 88.000 triliun. Stimulus tersebut mencakup pengadaan alat kesehatan hingga bailout untuk maskapai penerbangan dan perhotelan.

Sementara itu, pemerintah Hong Kong memberikan bantuan tunai sebesar 1.000 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 18 juta untuk setiap warganya yang sudah berusia 18 tahun. Total stimulus perekonomian yang dikucurkan Pusat Keuangan Asia itu mencapai 120 miliar dolar atau sekitar Rp 215 triliun.

(Baca: Malaysia Kucurkan Stimulus Rp 929 Triliun Meredam Efek Negatif Corona)

Teranyar, pemerintah Malaysia pada Jumat (27/3) mengumumkan paket prihatin yang merupakan serangkaian stimulus guna menghadapi pandemi corona. Salah satunya dalam bentuk bantuan langsung tunai kepada masyarakat menengah ke bawah, seperti petani, pedagang kecil, dan nelayan dengan anggaran 10 miliar ringgit atau sekitar Rp 37 triliun.

Pemerintah Malaysia juga memberikan satu kali pembayaran sebesar 500 ringgit atau Rp 1,85 juta untuk 12 ribu pengemudi online. Negeri Jiran ini pun memberikan upah 600 ringgit atau sekitar Rp 2,22 juta per bulan selama tiga bulan untuk pekerja dengan pendapatan di bawah 4.000 ringgit, sekira Rp 15 juta.

Selain itu, ada pula bantuan diskon tagihan listrik, pembebasan sewa rumah atau flat berbiaya rendah selama 6 bulan, hingga gratis internet.

Halaman selanjutnya: Kondisi saat ini lebih buruk dari krisis 2008. Menanti stimulus lain.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement