Rugikan Driver, Asosiasi Ojol Dukung Jokowi Tak Terapkan Lockdown
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk tak menerapkan karantina wilayah (lockdown) guna menekan penyebaran pandemi corona. Langkah itu didukung asosiasi taksi dan ojek online, karena lockdown dinilai merugikan pengemudi.
Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan, pendapatan mitra pengemudi ojek online anjlok hingga 80% akibat penerapan belajar dan kerja dari rumah (work from home). Kebijakan lockdown tentu akan semakin merugikan para pengemudi.
“Kami mimta pemerintah tidak melakukan lockdowm total sebenarnya,” kata Igun kepada Katadata.co.id, Senin (30/3). (Baca: Pendapatan Pengemudi Taksi dan Ojek Online Anjlok 80% Akibat Corona)
Selain itu, ia berharap pemerintah memberikan bantuan bahan pokok atau sembako. Pendistribusiannya bisa secara online guna meminimalkan penyebaran virus corona. “Supaya bertahan selama masa pandemi ini,” katanya.
Sekretaris Dewan Pendiri Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafariel Baraqbah juga meminta pemerintah tak menerapkan lockdown. “Kalau lockdown, otomatis nasib kami sangat tidak jelas,” kata dia.
Pendapatan para pengemudi taksi online juga anjlok hingga 80%. “Banyak sekali rekan-rekan yang memutuskan tidak on trip karena takut terpapar virus corona,” kata dia.
Ia juga berharap pemerintah memberikan bantuan kepada pengemudi taksi online. “Walaupun tidak sebanyak ojek online, kami juga sangat memprihatinkan,” ujar Taha.