IHSG Kuartal I Anjlok 28%, Saham Emiten Baru Malah Meroket Hingga 288%

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang triwulan pertama 2020 ini rontok 27,94% ke level 4.538,93. Namun, di tengah rontoknya indeks akibat pandemi corona, saham-saham yang baru melantai di pasar modal tahun ini masih mencatatkan kinerja yang ciamik, bahkan ada yang meroket hingga 288,24%.

Saham tersebut yaitu PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) yang harga sahamnya naik dari harga penawaran Rp 120 menjadi Rp 396 per saham. Perseroan resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Februari 2020,  melepas 2,14 miliar saham, mengantongi dana Rp 218,99 miliar.

Saham berikutnya yang tercatat menguat hingga akhir Maret yaitu PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) sebesar 261,9% dari Rp 105 menjadi Rp 380 per saham. Perusahaan IPO pada 17 Februari lalu dengan melepas 330 juta unit saham ke publik dan berhasil meraup dana Rp 34,65 miliar.

(Baca: BEI Sebut Tak Ada Penundaan Rencana IPO Karena Virus Corona)

Berikutnya, saham PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) yang baru mencatatkan sahamnya pada 13 Maret. Sepanjang debutnya yang singkat di pasar modal, saham ini melejit 230,1% menjadi berada di harga Rp 340 per saham.

Emiten ini melepas 10 miliar sahamnya ke publik atau setara 30% dari total modal yang disetor, dan berhasil mengantongi dana senilai Rp 1,03 triliun atau yang terbesar sejauh ini.

Saham PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) yang mencatatkan sahamnya pada 9 Januari,  harga sahamnya melonjak 218,4% menjadi Rp 398 per saham. Perusahaan melepas sebanyak 410 juta unit saham ke publik dan berhasil meraup dana Rp 51,25 miliar.

(Baca: IPO Tahun ini, Anak Usaha Adhi Karya Target Raih Dana Rp 2,5 Triliun)

Meski begitu, ada juga emiten-emiten anyar ini yang kinerja sahamnya kurang memuaskan. Seperti PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) yang sejak IPO pada 12 Februari harganya turun 50% menjadi Rp 50 per saham atau masuk kategori saham gocap. Perusahaan melepas 258 juta unit saham dan berhasil meraup dana Rp 25,87 miliar.

Saham lainnya yang juga kurang beruntung yaitu PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (INDO) yang turun 47,27% sejak resmi IPO pada 13 Januari menjadi Rp 58 per saham pada akhir Maret. Saat pertama melantai di bursa, perusahaan mampu meraup dana segar senilai Rp 94,8 miliar karena melepas 861,8 juta unit saham.

Secara total, hingga akhir Maret ini, sudah ada 19 perusahaan yang melantai di pasar modal dalam negeri. Secara total, emiten-emiten anyar ini mengumpulkan dana segar senilai Rp 2,74 triliun, dimana PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) menjadi yang paling besar yaitu Rp 1,03 triliun.

(Baca: Siap IPO pada April, Agregator Fintech Cashlez Target Raih Rp 107,4 M)

Kinerja saham-saham baru tahun ini: