61 Emiten Bersiap Buyback Saham Senilai Rp 17,4 Triliun
Di tengah pandemi corona, 61 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) bersiap melakukan pembelian kembali saham (buyback). Total nilai keseluruhan aksi korporasi ini mencapai Rp 17,4 triliun.
Data itu disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat rapat kerja dengan Komisi XI pada hari ini (7/5). Rinciannya, 12 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen melakukan buyback saham dengan alokasi dana Rp 10,15 triliun.
Dari jumlah tersebut, tujuh perusahaan berpelat merah sudah melakukan buyback saham senilai Rp 145 miliar. (Baca: OJK Catat 60 Perusahaan akan Beli Kembali Saham Rp 17,2 Triliun)
Selain itu, ada 49 perusahaan swasta yang berkomitmen buyback saham senilai Rp 7,23 triliun. Maka, total ada 61 emiten yang melakukan pembelian kembali saham.
Dari total komitmen buyback saham Rp 17,4 triliun, senilai Rp 726 miliar di antaranya sudah dilakukan. “Dalam beberapa hari ke depan buyback saham oleh emiten akan terus berlangsung,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen saat rapat kerja, Selasa (7/4).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menambahkan, regulator memang mendorong skema buyback di pasar modal. Hal ini bertujuan memberikan sentimen positif kepada pasar.
Karena itu, otoritas keuangan akan terus menyosialisasikan buyback saham ini. OJK juga akan berkoordinasi dengan lembaga dan investor agar tidak bingung terkait kebijakan buyback saham ini.
(Baca: Berencana Buyback, Harga Saham Telkom Melesat 1,62%)
Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk pun mengumumkan rencana buyback hingga Rp 500 miliar di pasar saham. Aksi korporasi ini akan dilakukan selama tiga bulan dari, sejak 7 April hingga 6 Juli.
Pada kesempatan berbeda, Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan bahwa harga saham perusahaan saat ini mendekati posisi terendah sepanjang masa. Karena itu, operator seluler ini akan melakukan buyback saham.
“Kami percaya bahwa tingkat harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental bisnis. Karena itu, kami memprakarsai program buyback ini,” kata Dian dikutip dari siaran pers.
Hal ini juga untuk mendukung upaya pemerintah memberi sentimen positif di pasar saham. “Kami bisa melakukan buyback ini karena memiliki posisi keuangan yang kuat, dengan neraca keuangan yang telah diperkuat,” ujar dia.
(Baca: Harga Saham Anjlok 42%, Lippo Karawaci Anggarkan Rp 75 M untuk Buyback)