Harga Minyak Jatuh, Pertamina Hulu Energi Revisi Produksi hingga Laba
Pertamina Hulu Energi (PHE) bakal merevisi sejumlah Rencana Kerja dan Anggaran (WP&B) pada tahun 2020, mulai dari target pengeboran sumur migas yang nantinya bakal berpengaruh terhadap target produksi tahun ini.
Hal ini dilakukan sebagai upaya efisiensi perusahaan di tengah jatuhnya harga minyak dunia yang didorong oleh turunnya permintaan akibat pandemi global virus corona.
Direktur Utama PHE Meidawati mengatakan anjloknya harga minyak dunia bakal berimbas pada bisnis perusahaan. Dia menjelaskan bahwa di saat harga minyak diperkirakan berada di level US$ 63 per barel saat ini realisasinya malah anjlok menjadi US$ 40 per barel.
Hal ini tentunya menurut Meidawati membuat capaian laba pada tahun ini diproyeksi tak akan mencapai target. "Otomatis akan berpengaruh ke laba PHE," kata Meidawati kepada Katadata.co.id, Kamis (9/4).
(Baca: Harga Minyak Anjlok, SKK Migas Selektif Kembangkan Proyek Hulu Migas)
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk menjaga perputaran roda bisnis, perusahaan akan menerapkan beberapa langkah strategis. "Prioritasi rencana kerja 2020, renegosiasi kontrak barang dan jasa dengan pihak ketiga dan melakukan efisiensi biaya operasi," terangnya.
Maka dari itu, perusahaan bakal merevisi beberapa rencana kegiatan seperti pengeboran pada sumur pengembangan, sumur ekplorasi dan sumur kerja ulang. Sehingga, perusahaan juga turut mengevaluasi kembali anggaran biaya investasi (ABI) dan anggaran biaya operasional (ABO) tahun ini.
"Tetapi PHE akan terus berupaya. Beberapa rencana kerja akan direview lagi ditinjau dari risk, teknis dan keekonomian," kata dia.
(Baca: Pertamina Cepu Lanjutkan Pengeboran Proyek Tiung Biru saat Pandemi)
Untuk diketahui, PHE mencatatkan kenaikkan laba bersih pada tahun lalu. Padahal, pada 2019 terjadi tragedi tumpahan minyak di proyek Offshore North West Java atau Blok ONWJ yang dapat mempengaruhi produksi migas perusahaan.
Perusahaan pun menyebut insiden tumpahan minyak Blok ONWJ tidak berdampak cukup signifiikan terhadap realisasi produksi migas. Sebab, perusahaan terus melaksanakan kegiatan work over .
Rata-rata produksi minyak perusahaan pada tahun lalu sebesar 78.002 barel oil per day (bopd), naik dibandingkan realisasi rata-rata tahun sebelumnya yang hanya mencapai 68.996 bopd. Peningkatan produksi perusahaan dipengaruhi dari kinerja Blok ONWJ, Jambi Merang, dan JoB Tomori.
(Baca: Pertamina Kebut Pembangunan Enam Kilang Demi Setop Impor BBM pada 2026)