IHSG Ditutup Turun 0,54% Tertekan Pemangkasan Produksi Minyak OPEC+
Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan Senin (13/4) ditutup turun 0,54% menjadi 4.623,89. Hal itu sejalan dengan pergerakan bursa-bursa global yang berada di zona merah.
Seperti bursa Jepang yang ditutup turun hingga 2,33%. Begitu pula dengan bursa Shanghai Composite di Tiongkok dan Strait Times di Singapura yang masing-masing turun 0,49% dan 0,15%.
Secara total, perdagangan bursa hari ini tercatat mencapai 12,34 miliar unit saham dengan nilai transaksi Rp 5,54 triliun. Investor asing mencatatkan net buy di seluruh pasar senilai Rp 321,49 miliar.
Investor asing membeli di pasar negosiasi dan tunai senilai Rp 648,75 miliar. Namun, investor asing mencatatkan net sell di pasar reguler senilai Rp 327,26 miliar.
Ada 199 saham yang bergerak di zona hijau, 207 saham lainnya ditutup turun, dan 149 saham stagna. Untuk sektor yang terkoreksi paling dalam yaitu sektor aneka industri sebesar 2,21%.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi salah satu penyebabnya karena turun 3,18% menjadi Rp 3.960 per saham. Begitu pula dengan saham PT Sri Rejeki Isman yang turun 1,22% ke harga Rp 162 per saham.
Sedangkan sektor saham yang ditutup menguat paling besar yaitu infrastruktur sebesar 1,56%. Pendorong kenaikan tersebut yaitu pergerakan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 1,92% di Rp 3.180 per saham.
Selain itu, saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) meroket 5,71% menjadi Rp 740 per saham. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) pada hari ini juga ditutup menguat hingga 7,39% menjadi Rp 3.050 per saham. Lalu, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) terkerek hingga 6,52% menjadi Rp 98 per saham.
(Baca: IHSG Hari Ini Diramal Turun, Terdampak Sentimen Covid-19 dan Isu PHK)
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan sentimen dari global mempengaruhi laju indeks hari ini. Salah satunya yaitu keputusan negara-negara pengekspor minyak dan Rusia (OPEC+) yang sepakat memangkas produksi hingga 9,7 juta barel per hari.
Kesepakatan itu diambil, usai negosiasi yang alot dan membuat harga minyak dunia bergejolak. Pemangkasan produksi itu terbesar sepanjang sejarah, empat kali lebih besar ketimbang rekor sebelumnya, 4,2 juta barel per hari pada 2008.
Keputusan tersebut diambil karena permintaan minyak menruun drastis saat pandemi corona. Beberapa analis bahkan memperkirakan permintaan minyak turun lebih dari 10 juta barel per hari.
Dari dalam negeri, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi sentimen negatif bagi indeks saham. PSBB telah diterapkan di DKI Jakarta pada akhir pekan lalu.
Daerah penyangga ibu kota pun akan menerapkan PSBB seperti di wilayah Kota Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Tangerang Raya. Kebijakan tersebut dalam rangka menekan penyebaran virus corona.
Penerapan PSBB berpotensi menekan pendapatan para pekerja sektor informal. Pekerja formal pun dapat terkena imbasnya karena dibayangi oleh pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas lesunya perekonomian ketika pandemi corona.
Nico berharap program yang disiapkan pemerintah dapat mengatasi kelesuan ekonomi masyarakat. Beberapa program yang diluncurkan pemerintah yaitu program jaring pengaman sosial untuk masyarakat kecil hingga program Kartu Pra Kerja untuk korban PHK.
(Baca: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, IHSG Sesi I Turun 0,68%)