The Fed Ramal Pemulihan Ekonomi Akibat Corona Bakal Lama dan Sulit

Agustiyanti
13 April 2020, 12:07
pandemi corona, virus corona, pemulihan ekonomi, kurva V, krisis ekonomi global, krisis, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder/ama/dj
Ilustrasi. Bank Sentral AS, The Federal Reserve menggelontorkan stimulus lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan satu dekade lalu, saat krisis keuangan 2008.

Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve mengucurkan stimulus mencapai lebih dari US$ 2 triliun guna meredam dampak pandemi corona terhadap perekonomian. Meski demikian, pemulihan ekonomi akibat virus tersebut diperkirakan akan membutuhkan waktu yang panjang dan sulit.

Gubernur Bank Sentral Minneapolis Neel Kashkari menyebut pandemi corona akan menjadi perjalanan yang panjang dan sulit dilalui hingga ditemukan terapi yang tepat dan vaksin untuk melawan wabah tersebut. "Sulit melihat pemulihan ekonomi akan berbentuk kurva V, sesuai dengan skenario," ujar Kashkari dikutip dari CBS, Senin (13/4).

Ia menyebut Gubernur The Fed Jerome Powell telah mengambil langkah-langkah agresif untuk menahan kerusakan ekonomi akibat pandemi corona. The Fed belajar dari pengalaman krisis keuangan 2008 dan berupaya menyelematkan ekonomi dengan tindakan seagresif mungkin, hal yang menurut dia, benar dilakukan dalam kondisi saat ini.

Kongres AS juga telah meloloskan rencana paket penyelamatan ekonomi pemerintahan Donald Trump sebesar US$ 2,3 triliun pada bulan lalu. Stimulus terbesar dalam sejarah, yang antara lain menyediakan bantuan tunai kepada sebagian besar orang Amerika, pinjaman untuk usaha kecil, dan pendanaan untuk industri yang dirugikan oleh virus corona.

Kasharu yang mengawasi program bantuan aset bermasalah selama krisis keuangan 2008, mengatakan bahwa dana darurat US$ 350 miliar dalam paket stimilus pemerintan AS untuk usaha kecil tidak akan cukup. Namun, dia optimistis Kongres akan memberikan persetujuan paket stimulus yang lebih besar untuk membantu menjaga usaha kecil dari tekanan pembatasan sosial

"Ini kembali ke perkembangan virus. Jadi, kita akan mengalami kesulitan ekonomi hingga memiliki vaksin. Maka pemerintah AS akan terus datang kembali untuk meminta dukungan paket bantuan bagi rakyat AS," kata dia.

(Baca: Ancaman Resesi Dunia dan Upaya Mengatasinya)

Prospek suram Kashkari datang beberapa hari setelah Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa 6,6 juta orang AS mengajukan klaim pengangguran pertama kali dalam sepekan terakhir. Lonjakan besar-besaran itu membuat jumlah klaim pengangguran menjadi 16 juta hanya dalam waktu tiga minggu, sebuah angka yang mengejutkan karena setara dengan sekitar 10% dari angkatan kerja AS.

Dikutip dari CNBC, para pemimpin bisnis di AS turut merespons komentar Kashkari. Pengusaha dan pemilik Dallas Mavericks, Mark Cuban mengatakan kepada Fox News pada Minggu (12/4) bahwa ia berpikir pemulihan ekonomi bakal lebih lambat dari kurva V seperti yang sebelumnya diperkirakan.

"Orang tidak akan segera merasa percaya diri. Akan ada banyak keraguan. Kekhawatiran itu akan mengarah pada orang-orang yang menahan pengeluaran mereka," kata Kuba.

Namun, Gubernur Fed St. Louis James B. Bullard menawarkan pandangan yang lebih positif atas kekacauan ekonomi yang disebabkan oleh virus coroana. Ia tidak percaya ekonomi AS atau pasar tenaha kerja akan terjun bebas, seperti yang telah dijelaskan oleh beberapa orang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...