BI Diprediksi Tahan Bunga Acuan demi Jaga Rupiah
Bank Indonesia diperkirakan tak akan memangkas suku bunga acuannya pada bulan ini seiring nilai tukar rupiah yang masih rentan tertekan aliran modal asing keluar akibat pandemi virus corona. BI bakal memgumumkan hasil rapat dewan gubernur pada siang ini, Selasa (14/4).
Pengamat Ekonomi Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi mengatakan, BI belum akan menurunkan suku bunga acuannya untuk sementara waktu. "Concern utamanya di rupiah yang masih rentan tertekan capital outflows karena tekanan faktor eksternal dan domestik berkait ekspektasi investor global dan pelaku pasar finansial berkait pandemi corona," kata Eric kepada Katadata.co.id, Selasa (14/4).
Mengutip Bloomberg, rupiah pada perdagangan di pasar spot hingga siang ini melemah 0,33% ke level Rp 15.681 per dolar AS. Jika BI memangkas suku bunga acuan bulan ini, rupiah berpotensi tertekan.
(Baca: Kasus Corona Global Nyaris 2 Juta Orang, Rupiah Melemah 0,45%)
Sementara jika suku bunga acuan dinaikkan, Erick menilai, ini akan membebani perbankan yang sedang mengalami risiko peningkatan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan. "Menaikkan bunga acuan BI juga bisa menimbulkan persepsi di antara para pelaku pasar finansial bahwa BI tidak konsisten dalam menjalankan kebijakan moneter," ujarnya.
Eric memproyeksikan, suku bunga acuan BI masih akan berada di level sekarang yakni 4,5% hingga akhir tahun ini.
Sementara itu, Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam mengharapkan BI akan melanjutkan penurunan suku bunga disertai dengan kebijakan operasi moneter yang lebih longgar. "Tujuannya membantu sektor keuangan khususnya perbankan yang menghadapi begitu banyak tekanan di tengah krisis virus coorna saat ini," ucap Piter kepada Katadata.co.id di waktu yang berlainan.
(Baca: Kasus Corona di Dunia Nyaris 2 Juta Orang, Naik Dua Kali dalam 11 Hari)
Berbeda daru Eric, penurunan suku bunga dinilai tak akan menambah ancaman keluarnya investor asing. Hal ini karena tren bank sentral global saat ini juga melakukan penurunan suku bunga.
Tak hanya itu, perlambatan ekonomi akibat pandemi dinilai ia juga akan menurunkan tekanan inflasi. "Dengan demikian BI memiliki banyak alasan untuk menurunkan suku bunga," tutupnya.