Terus Meningkat, Indonesia Kini Miliki 635 RS Rujukan Covid-19
Jumlah rumah sakit rujukan untuk penanganan virus corona atau Covid-19 terus bertambah. Teranyar, ada 635 rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan corona di Indonesia.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, 635 rumah sakit tersebut berasal dari pemerintah, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Secara total, 635 rumah sakit tersebut memiliki 1.515 ruang isolasi.
"Gugus Tugas didukung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian PUPR, dan Kementerian BUMN terus tingkatkan kapasitas rumah sakit, baik dari pemerintah, TNI, Polri, BUMN, termasuk swasta," kata Doni, Selasa (14/4).
Ia menjelaskan, 635 rumah sakit rujukan digunakan untuk penanganan pasien positif corona dengan gejala berat dan kritis. Sementara pasien positif corona dengan gejala sedang akan dirawat di rumah sakit darurat di Wisma Atlet di DKI Jakarta dan Pulau Galang di Kepulauan Riau.
Rinciannya, rumah sakit darurat Wisma Atlet tercatat mampu menampung 2.000 pasien. Sementara, rumah sakit darurat Pulau Galang mampu menampung 400 pasien.
Selain itu, pemerintah juga memiliki pusat observasi di Pulau Natuna, untuk memantau kondisi kesehatan warga negara Indonesia yang baru pulang dari luar negeri.
Kemudian, pemerintah juga menggandeng perusahaan rintisan atau startup telemedicine, agar masyarakat bisa menggunakan jasa konsultasi dengan dokter secara virtual. Lewat layanan telemedicine, pasien positif Covid-19 juga dapat meminta petunjuk dokter saat melakukan isolasi mandiri di rumah.
(Baca: Positif Corona RI 4.839 Kasus, Rekor Tambahan Kematian 60 Orang)
"Sehingga rumah sakit hanya diprioritaskan kepada pasien berat dan kritis saja," kata Doni.
Terkait dengan dukungan untuk penanganan Covid-19, Gugus Tugas telah mendistribusikan 725.000 alat pelindung diri (APD), 13 juta masker bedah dan 150 ribu masker N95 ke seluruh rumah sakit di Indonesia. Gugus Tugas Covid-19 juga telah mendistribusikan 800.000 alat rapid test ke seluruh daerah di Indonesia.
Untuk memastikan ketersediaan di masa mendatang, tim ahli Gugus Tugas Covid-19 bersama peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan perusahaan swasta, tengah berupaya memproduksi APD dengan komponen lokal dan bersertifikasi WHO.
Selain memproduksi APD, kerja sama antara Gugus Tugas Covid-19 dengan para peniliti perguruan tinggi dan korporasi swasta juga berencana untuk dapat memproduksi ventilator.
Gugus Tugas bersama Kemenkes, Kementerian BUMN, Kemenristek/BRIN, juga terus terus meningkatkan kemampuan laboratorium yang ada di Indonesia. Doni menyebut sudah ada 25 laboratorium yang bisa digunakan untuk memeriksa spesimen Covid-19, dengan rencana penambahan hingga menjadi 52 unit.
"Sampai akhirnya diharapkan terdapat 78 laboratorium yang tersebar dan dapat beroperasi dengan baik di seluruh Tanah Air," ucapnya.
(Baca: 44 Dokter dan Perawat RI Meninggal Dunia Akibat Virus Corona)