Raksasa Farmasi Inggris dan Prancis Kolaborasi Bikin Vaksin Corona
Dua raksasa farmasi dunia yakni Sanofi S.A. dan GlaxoSmithKline plc (GSK) berkolaborasi untuk mengembangkan vaksin virus corona Covid-19. Mereka juga menargetkan uji klinis antivirus kepada manusia dapat dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.
Kerja sama perusahaan farmasi besar dunia memang amat jarang terjadi sebelumnya. Namun perusahaan asal Inggris dan Prancis itu menganggap kolaborasi sangat penting guna menghasilkan ratusan juta vaksin yang diperlukan dunia.
Chief Executive Officer GSK Emma Walmsley mengatakan pihaknya tak mengincar keuntungan besar dari vaksin Covid-19. Semua pendapatan akan digunakan mereka untuk investasi kembali dalam meningkatkan produksi di tengah pandemi.
“Tidak umum bahwa dua produsen vaksin besar berkumpul bersama. Tapi kami percaya mampu membuat ratusan juta dosis akhir tahun depan,” kata Walmsley dikutip dari The Guardian, Rabu (15/4).
(Baca: Tiongkok Tambah Dua Kandidat Vaksin Corona yang Diuji ke Manusia)
CEO Sanofi Paul Hudson mengatakan tak ada perusahaan yang mampu melawan krisis kesehatan seperti Covid-19 sendirian. Makanya mereka memilih berkolaborasi alih-alih bersaing dengan raksasa farmasi lain saat ini.
“Itu mengapa Sanofi melengkapi keahlian dengan rekan-rekan kami seperti GSK dengan tujuan menyediakan vaksin yang cukup menghentikan virus,” kata Hudson.
Sanofi pada Februari lalu telah mendapatkan lampu hijau Departemen Kesehatan Amerika Serikat untuk mengembangkan vaksin corona. Sedangkan GSK baru pada tahap memberikan dukungan kepada beberapa institusi untuk membuat antivirus.
Produk hasil kolaborasi ini dikembangkan dengan teknologi berbasis DNA untuk membuat vaksin flu milik Sanofi. Sedangkan GSK akan menyumbangkan bahan pembantu untuk memicu reaksi kekebalan yang lebih kuat. Keduanya juga telah berpengalaman dalam mengembangkan antivirus H1N1 alias flu babi.
Uji coba rencananya akan dilakukan pada paruh kedua tahun ini. Jika berhasil, vaksin yang dikembangkan Sanofi dan GSK akan mulai disalurkan ke pasar mulai semester dua 2021.
Kerja sama perusahaan farmasi dunia untuk menaklukkan corona disambut baik pihak lain. Chief Executive Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi), Richard Hatchett berharap keduanya dapat segera memproduksi vaksin yang diperlukan dunia saat ini. “Kombinasi keduanya akan memungkinkan produksi banyak volume (vaksin),” kata Hatchett.
(Baca: WHO Sebut 70 Vaksin Corona Dikembangkan, Tiga Sudah Diuji ke Manusia)