Sempat Sentuh Level Terendah, Saham BNI Berpotensi Kembali Menanjak

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
15 April 2020, 14:24
BNI Indeks Harga Saham Gabungan
Katadata

Di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona kondisi ekonomi menjadi semakin tidak menentu dan membuat bursa saham menjadi volatil. Kondisi ini membuat investor menahan diri dan berhati-hati dalam mengelola portofolionya di pasar saham Indonesia.

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh titik terendahnya dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya sejumlah saham bluechip anjlok dan meninggalkan harga wajarnya. Hal ini membuat beberapa saham dinilai sudah undervalued, atau lebih rendah dibandingkan nilai fundamentalnya.

 

Salah satu saham yang harus merasakan imbas pandemi ini adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang ditutup pada level Rp 4.150 pada perdagangan, Selasa (14/4). Harga saham BBNI pada 26 Maret sempat menyentuh Rp 2.970/saham, dan merupakan level terendah satu dekade terakhir atau sejak 16 Agustus 2010.

 

Berdasarkan analisis, setelah 2010 BBNI juga pernah menyentuh level terendah kedua yakni di level Rp 2.975/saham pada 2011. Dengan begitu level Rp 2.970 berpeluang menjadi level dasar (bottom) sepanjang tahun ini. Selama level tersebut tidak ditembus, secara teknikal saham BBNI berpotensi kembali menanjak.

 

Sejak akhir 2019 hingga Selasa (14/4), saham BBNI sudah turun nyaris 50%, tepatnya 49,13%. Aksi jual masif terus terjadi sejak 20 Februari, hingga akhirnya menyentuh level terendah dalam 10 tahun.

 

Penurunan tajam dalam waktu singkat tersebut tentunya terlalu berlebihan, terlihat dari indikator stochastic periode mingguan yang berada di wilayah jenuh jual atau oversold (di bawah 20), begitu juga dengan periode bulan. Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik.

 

Akan tetapi untuk jangka panjang saham BBNI resisten terdekat berada di level Rp 4.850/saham. Jika level tersebut bisa dilewati BBNI, maka saham bank pelat merah ini berpeluang terus menanjak menuju Rp 6.000 – 6.150/saham. Bahkan peluang ke area Rp 6.800 – 7.000 akan terbuka jika BBNI mampu melewati Rp 6.150/saham.

 

Apalagi jika melihat kecenderungan di pasar saham belakangan, dengan maraknya aksi jual akibat pandemi COVID-19. Yang terpukul bukan hanya saham perbankan atau BBNI secara khusus, melainkan merata di semua sektor dan membuat pertumbuhan ekonomi terhambat.

 

Setelah pandemi ini berakhir, tentunya perekonomian global dan nasional bangkit kembali, dan investor tidak akan ragu untuk kembali masuk ke pasar saham yang memberikan imbal hasil tinggi.

 

 Murahkan Saham BNI?

 

Saat ini nilai buku (book value) saham BBNI berada di level Rp 6.570. Dengan demikian, harga saham pada hari ini mencerminkan pada level 0,63 kali nilai buku (PBV). PBV adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Valuasi ini lebih banyak digunakan untuk emiten dari industri jasa keuangan, terutama bank.

 

Sebelum IHSG tertekan, rata-rata PBV industri perbankan di Indonesia berkisar 2 kali. Sementara itu secara historis, dalam lima tahun terakhir BNI memiliki rata-rata PBV 1,45%.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...