Permintaan Diramal Anjlok Terdalam Sejak 1990, Harga Minyak Tertekan
Harga minyak dunia cenderung menguat tipis pada perdagangan pagi, hari ini (17/4). Namun, permintaan diprediksi bakal terus turun hingga ke level terendah sejak 1990. Negara-negara pengekspor minyak (OPEC) pun mengakui bahwa kondisi saat ini menjadi ‘guncangan’ bersejarah dan ekstrem.
Berdasarkan data Bloomberg, pada Pukul 07.13 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak Juni 2020 naik tipis 0,47% menjadi US$ 27,82 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei 2020 berada di level US$ 19,92 per barel.
Permintaan minyak diperkirakan anjlok terdalam selama 30 tahun terakhir akibat perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh pandemi corona. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi dunia minus 3% atau yang terburuk sejak ‘The Great Depression’ pada 1929.
(Baca: Permintaan Turun Paling Dalam Sejak 1995, Harga Minyak Anjlok Lagi)
OPEC memprediksi, permintaan global turun 6,9 juta barel per hari atau 6,9% pada tahun ini. Hal ini berbanding terbalik dengan proyeksi mereka bulan lalu, yang optimistis permintaan naik tipis 600 ribu barel per hari.
"Pasar minyak saat ini sedang mengalami guncangan bersejarah yang tiba-tiba, ekstrem dan skala global," kata OPEC dalam laporannya, dikutip dari Reuters, Jumat (17/4).
OPEC memperkirakan, penurunan permintaan masih akan berlanjut akibat pandemi virus corona. “Kemungkinan ada penyesuaian lebih lanjut, terutama pada kuartal kedua," katanya.
Padahal, OPEC dan Rusia atau dikenal OPEC+ sudah membuat kesepakatan besar dalam sejarah. Mereka memangkas produksi 9,7 juta barel per hari, atau yang terbesar yang pernah dilakukan.
(Baca: OPEC+ Pangkas Produksi Terbesar dalam Sejarah, Harga Minyak Terkerek)
Kesepakatan itu tak mampu menopang harga minyak bangkit, karena pandemi corona sangat menekan permintaan. “Pemotongan tentu saja tidak akan cukup untuk menyeimbangkan pasar," kata Head of commodity strategy at TD Securities Bart Melek.
Selain karena permintaan, pasokan minyak dari Amerika Serikat (AS) untuk Eropa dan Singapura cukup besar minggu ini. Karena itu, harga minyak AS anjlok ke level terendah dalam 18 tahun terakhir pada Rabu lalu (15/4).
Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) mengatakan, tahun ini kemungkinan menjadi yang terburuk dalam sejarah pasar minyak. "Kesepakatan OPEC ini hebat dan bagus tetapi tidak membantu kami selama tiga puluh hari ke depan," Senior equity trader at CIBC Private Wealth Management Rebecca Babin.
(Baca: Harga Minyak Tertekan Ekonomi Dunia yang Diramal Terburuk Sejak 1929)