SurveySensum: Pelaku Usaha Fokus Promosi Digital Saat Pandemi Covid-19

Image title
20 April 2020, 08:45
Ilustrasi, aktivitas belanja melalui e-commerce. Survei yang dilakukan SurveySensum menunjukkan mayoritas responden pelaku usaha meningkatkan anggaran promosi di media digital, termasuk e-commerce.
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, aktivitas belanja melalui e-commerce. Survei yang dilakukan SurveySensum menunjukkan mayoritas responden pelaku usaha meningkatkan anggaran promosi di media digital, termasuk e-commerce.

Akibat pandemi virus corona (Covid-19), pelaku usaha menunjukkan pesimisme kondisi ekonomi bisa normal dalam waktu singkat. Keyakinan pelaku usaha, kondisi baru normal pada September 2020.

Mengutip siaran pers, Senin (20/4), sentimen pelaku industri ini tercermin dari hasil riset SurveySensum Covid-19 Industry Sentiment Tracker. Survei ini dilakukan oleh SurveySensum & NeuroSensum pada 27 Maret hingga 6 April 2020, terhadap 109 responden perusahaan.

“Sentimen pelaku industri memang lebih skeptis dibanding konsumen. Para pebisnis memperkirakan situasi akan kembali normal setidaknya lima bulan dari sekarang, yaitu awal September,” kata Rajiv Lamba, CEO SurveySensum & NeuroSensum, dalam siaran pers, Senin (20/4).

Survei yang dilakukan terhadap pelaku industri lintas sektor menunjukkan, penurunan pendapatan dialami oleh perusahaan di sektor apapun. Setidaknya 54% perusahaan barang konsumer atau fast moving consumer goods (FMCG) turut mengalami penurunan pendapatan, meski tak sebesar sektor lain.

Survei juga mencatat beberapa strategi pelaku usaha untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19. Tercatat sebanyak 56% perusahaan telah berhenti merekrut karyawan hingga waktu yang tidak ditentukan. Bahkan, 10% perusahaan terpaksa mengurangi karyawan untuk mengurangi beban operasional.

“Meski demikian, ada 34% perusahaan yang masih menerima tenaga baru, namun terbatas pada posisi-posisi penting saja,” ujarnya.

(Baca: Sri Mulyani: Ekonomi Kuartal I Tumbuh 4,6%, Pekan ke-2 Maret Menurun)

Selain sumber daya manusia (SDM), pelaku usaha juga memangkas anggaran pemasaran. Sebanyak 55% dari responden survei memotong anggaran promosi Below The Line (BTL), termasuk pemasangan billboards. Sementara untuk promosi Above The Line (ATL), termasuk iklan televisi dan radio, dilakukan oleh 33% responden.

Meski demikian, tercatat ada 20% responden tetap meningkatkan anggaran promosi, terutama di televisi. Alasannya, saat ini banyak konsumen berdiam diri di rumah, sehingga peluang pesan promosi lebih besar dilihat di televisi.

Selain itu, 42% responden menyatakan menunda berbagai kegiatan aktivasi dan kampanye penjualan produk-produk mereka. Efeknya, anggaran riset pemasaran pun jadi sasaran penghematan oleh 24% responden perusahaan.

Strategi pemasaran pelaku usaha pun saat ini berubah, yakni lebih memanfaatkan media digital. Rajiv mengungkapkan, transaksi di dunia digital baik melalui e-commerce, media sosial, maupun layanan pesan instan akan menjadi normal yang baru bagi industri di hampir semua sektor.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...