Jokowi Diminta Bubarkan Stafsus Milenial, Trump dan Macron Juga Punya

Image title
23 April 2020, 17:58
Presiden Jokowi diminta bubarkan stafsus milenial
KatadataANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Presiden Jokowi bersama Stafsus Milenial di Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Kini jabatan stafsus diminta dibubarkan, tapi Donald Trump dan Emanuel Macron juga punya.

Polemik terkait staf khusus (stafsus) milenial Presiden Jokowi terus berlanjut. Kali ini sejumlah politikus meminta agar posisi tersebut dibubarkan karena dinilai bisa terus menciptakan konflik kepentingan.

Politikus yang menyarankan Presiden Jokowi membubarkan stafsus milenial adalah Yaqut Cholil Qoumas dari PKB dan Andre Rosiade dari Gerindra. Yaqut saat dihubungi hari ini (23/4) menyatakan, “sejak semula saya tidak setuju dengan posisi itu karena tak berguna dan hanya terkesan bagi-bagi jabatan.”

Advertisement

Yaqut menilai pembubaran stafsus milenial tak akan membuat Presiden Jokowi terkesan pernah salah mengambil kebijakan. Sebaliknya, menunjukkan sebagai pemimpin tegas dan berani mengoreksi kesalahan dalam pemerintahannya.

Sementara Andre menyatakan stafsus milenial hanya membebani Presiden Jokowi. Alasannya mereka hanya mementingkan kepentingan sendiri dan tak membantu pemerintahan Jokowi. “Mereka itu gaya-gayaan saja,” kata Andre, Rabu (23/4).

Andre menyatakan, setelah dibubarkan gaji stafsus milenial bisa digunakan untuk membantu penanganan virus corona. Dengan begitu dampaknya lebih nyata ketimbang untuk menggaji sekumpulan anak muda yang belum jelas kinerjanya.

(Baca: Dua Kaki Stafsus Milenial)

Selasa (21/4) lalu Adamas Belva Delvara menyatakan mundur dari jabatannya sebagai stafsus milenial. Keputusan ini diambil setelah gaduh konflik kepentingan lantaran perusahaan rintisan yang dipimpinnya, Ruangguru, mendapat proyek pelatihan Kartu Prakerja.

“Saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai staf khusus presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden" kata Belva dalam surat terbukanya.

Namun, bukan hanya Belva yang tercatat pernah terduga menyalahgunakan jabatannya. Andi Taufan Garuda Putra pertengahan April lalu diketahui mengirim surat berkop Sekretariat Kabinet kepada para camat di seluruh Indonesia. Isinya meminta camat mendukung edukasi dan pendataan kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah corona yang dilakukan perusahaannya, PT Amartha.

Berbeda dengan Belva, sampai sekarang Taufan tak mundur dari jabatannya. Ia hanya meminta maaf dan menarik kembali surat tersebut. Dalam keterangan resminya pada 14 April, ia berdalih surat tersebut “bersifat pemberitahuan dukungan kepada Program Desa Lawan Covid-19 yang diinisiasi Kementerian Desa.”

(Baca: Staf Khusus Milenial Dinilai Tak Punya Peran Penting di Istana)

Gaji Stafsus Milenial RP 51 Juta Per Bulan

Para stafsus milenial baru menjabat selama lima bulan. Pada 21 November 2019, Jokowi melantik tujuh orang pengisi jabatan itu. Selain Belva dan Taufan terdapat Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Ketua Samawi Aminudin Ma’ruf, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia, CEO Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, dan CEO Kitong Bisa Gracia Billy Mabrasar.

Saat itu, Jokowi menyatakan para stafsus milenial bertugas mengembangkan inovasi di berbagai bidang dan menjadi teman diskusi dalam membuat gagasan segar dan inovatif.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement