Kejatuhan Harga Minyak Berisiko Hantam Ekonomi Negara Raja-raja Minyak

Martha Ruth Thertina
23 April 2020, 07:00
harga minyak, pertumbuhan ekonomi, timur tengah, arab saudi, negara eksportir minyak, harga minyak minus, harga minyak jatuh
ANTARA FOTO/REUTERS/Waleed Ali
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menghadiri konferensi pers di Jeddah, Arab Saudi, Selasa (17/8/2019).

Negara-negara eksportir minyak tengah menghadapi pukulan berat dari kejatuhan harga minyak dunia di tengah pandemi corona. Harga minyak acuan Amerika WTI dan harga minyak acuan internasional Brent jatuh ke dasar. Bahkan, WTI sempat jebol ke level minus yang artinya pemasok bersedia membayar untuk bisa melepas stok minyak yang berlimpah.

Harga minyak dunia berada dalam grafik turun sejak awal tahun, namun penurunan-penurunan tajam terjadi mulai akhir Februari. Sebagai perbandingan, harga minyak WTI pada akhir tahun lalu US$ 60,06 per barel dan harga minyak Brent US$ 61,72 per barel. Sedangkan pada Rabu, 22 April, harganya belasan dolar per barel, seperti pada era 1980-1990an.

Advertisement

(Baca: Trump Bakal Borong Minyak untuk Cadangan Penyangga, Apa Fungsinya?)

Harga minyak berada jauh di bawah fiscal breakeven oil price negara-negara yang banyak bergantung pada pendapatan dari ekspor minyak. Fiscal breakeven oil price adalah harga minyak yang dibutuhkan suatu negara agar anggarannya seimbang. Bila harga di bawah itu maka anggaran defisit, kecuali ada kebijakan dari pemerintah seperti penghematan anggaran.

Berdasarkan proyeksi Dana Moneter Internasional atau IMF – sebelum pandemi corona dan kejatuhan harga minyak saat ini -- fiscal breakeven oil price negara eksportir minyak terbesar dunia yaitu Arab Saudi sebesar US$ 76,1 per barel tahun ini. Artinya, Saudi membutuhkan harga minyak dunia enam sampai tujuh kali lipat di atas kisaran saat ini agar anggaran seimbang alias tidak defisit.

Harga minyak juga jauh di bawah fiscal breakeven oil price negara eksportir minyak lainnya di Timur Tengah, Asia Tengah, dan Afrika. Fiscal breakeven oil price Iran US$ 389,4 per barel, Algeria US$ 157,2 per barel, Bahrain US$ 95,6 per barel, Oman US$ 86,8 per barel, Uni Emirat Arab US$ 69,1 per barel, Kuwait US$ 61,1 per barel, Irak US$ 60,4 per barel, Libia US$ 57,9 per barel, dan Qatar US$ 39,9 per barel.

(Baca: Ambruknya Harga Minyak yang Menambah Beban Ekonomi RI)

Harga minyak dunia diperkirakan akan tertahan di level yang rendah setidaknya dalam dua tahun ini. Pada April ini, IMF telah menurunkan perkiraan rata-rata harga minyak Brent tahun ini dari US$ 58,03 per barel menjadi US$ 35,61 per barel. Sedangkan tahun depan, proyeksi turun dari US$ 55,31 per barel menjadi US$ 37,87 per barel.

Bagi negara eksportir minyak yang juga menghadapi darurat pandemi corona, kejatuhan harga minyak saat ini berisiko semakin memperberat anggaran negara. Di antara negara-negara eksportir minyak Timur Tengah, misalnya, laporan kasus corona terbesar dicatatkan Iran yaitu 80 ribuan kasus, Saudi Arabia 11 ribuan kasus, dan Qatar enam ribuan kasus.

Bagi Iran, darurat pandemi corona dan kejatuhan harga minyak memperberat kondisi di tengah sanksi ekonomi ketat yang diberlakukan Amerika Serikat. Ekspor minyak negara pimpinan Presiden Hasan Rouhani tersebut jatuh dari 1,8 juta barel per hari pada 2018 ke bawah 500 ribu barel per hari mulai tahun lalu. IMF mencatat ekonomi Iran minus 7,6% tahun lalu dan diproyeksi terkontraksi 6% tahun ini.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dan defisit/surplus anggaran negara-negara eksportir minyak di Timur Tengah, Asia Tengah, dan Afrika:

NegaraPE 2019Proyeksi PE 2020Proyeksi PE 2021Proyeksi Defisit/Surplus Anggaran 2020
Saudi Arabia0,3-2,32,9-12,6%
Iran-7,6-63,1-8,7
Uni Emirat Arab1,3-3,5-1,9-11,1%
Irak3,9-4,77,2-
Qatar0,1-4,355,2
Kuwait0,7-1,13,4-11,3
Oman0,5-2,83-14,9
Algeria0,7-5,26,2-15
Nigeria2,2-3,42,4-6,4%
Angola-1,5-1,42,6-6%
Gabon3,4-1,23,6-
Kongo-0,9-2,33,45,7

 Sumber: IMF, April 2020 (Diolah)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement