Mudik Dilarang, Trafik Internet untuk Video Call Diramal Melonjak
Pemerintah melarang mudik lebaran guna menekan penyebaran virus corona ke daerah lain. Karena itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia (ATSI) dan operator seluler memperkirakan trafik internet untuk panggilan video atau video call melonjak saat ramadan, terutama lebaran.
"Kemungkinan trafik internet untuk video call masih akan naik. Tetapi tergantung kebiasaan masayarakat saat ramadan," kata Sekjen ATSI Marwan O Baasir kepada Katadata.co.id, kemarin (29/4).
Sebab, video call menjadi alternatif bagi masyarakat yang tidak bisa bertemu sanak saudara akibat pandemi corona. Selain itu, video conference menjadi tren di tengah kebijakan belajar dan bekerja dari rumah alias work form home.
"Untuk kerja juga masih kemungkinan naik," ujar Marwan. (Baca: Larangan Mudik, Bandara Soetta Setop Penerbangan Penumpang Mulai Besok)
Guna mengantisipasi lonjakan trafik tersebut, operator seluler sudah menambah kapasitas jaringan. Hal ini sejalan dengan kewajiban perusahaan memenuhi perjanjian tingkat layanan (Service Level Agreement/SLA).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun sebelumnya memperkirakan penggunaan layanan data bakal meroket lagi saat ramadan dan lebaran hingga 30-40%. Kementerian berkoordinasi dengan perusahaan telekomunikasi untuk mengantisipasi peningkatan permintaan layanan internet tersebut.
“Sejauh kenaikan 30-40%, kapasitas broadband masih cukup,” kata Menteri Kominfo Johnny Plate saat video conference, awal April lalu (8/4). (Baca: Trafik Internet Diramal Naik 40% Saat Lebaran, Kominfo: Jaringan Aman)
Sejak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, ia mencatat bahwa rerata kenaikan trafik internet 5-10%. Kapasitas jaringan masih aman untuk memenuhi peningkatan permintaan layanan ini.
“Kami bersama operator seluler menjaga bandwidth yang cukup. Hingga saat ini (awal April) belum ada kenaikan luar biasa. Masih dalam kendali dan kapasitas bandwidth yang tersedia,” kata Johnny.
Hingga pekan lalu, Telkomsel mencatatkan kenaikan trafik internet 17,9 % dibanding hari biasanya selama pandemi. Rinciannya, pertumbuhan pengguna platform layanan belajar online (e-learning) 5.799%, aplikasi penunjang layanan bekerja meeting conference 300%, serta pesan instan seperti WhatsApp, Line, dan Telegram 33%.
Lalu, trafik internet untuk gim online meningkat 61% dan streaming video seperti melalui YouTube dan MAXstream 23%. “Kami memastikan kualitas jaringan yang prima untuk menunjang pertumbuhan trafik dengan mengoptimalkan fungsi seluruh spektrum besar yang dimiliki,” ujar Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro, beberapa waktu lalu (23/4).
(Baca: Operator Gelontorkan Rp 1,9 T Dukung Bekerja dan Belajar di Rumah)
Sedangkan XL Axiata mencatatkan trafik internet meningkat 15 % selama pandemi Covid-19. Secara rinci, untuk streaming naik 52%, percakapan 13%, media sosial 13%, browsing 11%, dan VOIP 3%.
Indosat juga mengalami kenaikan trafik data 24% dan telpon 11% dibandingkan hari biasa. Aplikasi yang paling banyak digunakan yakni YouTube, WhatsApp, Facebook, dan Instagram.
Perusahaan pun meningkatkan kapasitas untuk layanan data sekitar 60%. Sebab, Indosat memperkirakan kebutuhan layanan komunikasi meningkat 20% dibanding hari normal.
Kemudian, Smartfren dan 3 Indonesia mencatatkan kenaikan trafik data masing-masing 15%. “Sebagian besar untuk penggunaan video, berita, musik, gim, dan e-sports,” kata Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim.
(Baca: Trafik Internet untuk Gim Online Naik hingga 61% Efek Pandemi Corona)