Positif Covid-19 di Jakarta 4.472 Orang, Paling Banyak di Petamburan

Yuliawati
Oleh Yuliawati
5 Mei 2020, 10:18
Jakarta, petamburan, klaster bethel, jawa barat, covid-19
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.
Aktivitas warga Jakarta saat berlaku PSBB di Ibu Kota sejak 10 April lalu.

Penyebaran Covid-19 di Jakarta mulai melandai, meski jumlah kasus positif masih terbanyak di Indonesia mencapai 4.472 orang hingga Senin (4/5). Dari total pasien yang terinfeksi Covid-19, sebanyak 650 pasien dinyatakan sembuh, dan 412 orang meninggal dunia.

"Ada 2.080 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.330 orang melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebanyak 1.770 orang menunggu hasil laboratorium," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti.

Kasus positif di Jakarta tersebar di 259 dari 267 kelurahan dengan jumlah terbanyak di Petamburan, Tanah Abang. Jumlah kasus positif Covid-19 di Petamburan sebanyak 110 orang yang terbanyak dari klaster Asrama Seminari Bethel. Penyebaran di klaster Bethel diduga bermula sejak salah satu mahasiswa yang tinggal di asrama itu kembali dari Lembang, Jawa Barat.



Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga kemarin melakukan uji cepat atau rapid test terhadap 80.192 warga Ibu Kota dengan hasil positif terinfeksi sebanyak 4%. Persentase tersebut terus stagnan dalam kurun waktu sepekan terakhir meskipun jumlah orang yang menjalani rapid test terus bertambah.

Dari rapid test tersebut 77.136 orang dinyatakan negatif. Adapun orang tanpa gejala atau OTG terdapat sebanyak 1.544 orang. Sedangkan orang dalam pemantauan atau ODP berjumlah 7.446 orang, dengan rincian 7.218 sudah selesai dipantau dan 225 masih dipantau.

"Jumlah pasien dalam pengawasan atau PDP sebanyak 6.213 orang, rinciannya 5.198 sudah pulang dari perawatan dan 1.015 masih dirawat," kata Widyastuti.

(Baca: Di Tengah Pandemi, 17 Kapal Pesiar Akan Berlabuh di Jakarta dan Bali)

PSBB Jakarta Berhasil Mengerem Kasus Covid-19

Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dianggap mampu menekan penyebaran virus corona. Sekitar 60% masyarakat Ibu Kota tinggal di rumah sejak PSBB Jakarta diberlakukan pada 10 April lalu, sehingga angka penyebaran menurun.

Pakar Epidemi FKM Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut, jika PSBB mampu membuat 70%-80% warga tinggal di rumah, maka bisa saja kasus penularan virus corona di Jakarta berhenti sebelum lebaran. Tapi hal itu menurutnya tidak mudah, karena tergantung kesadaran masyarakat untuk mencegah penyebaran virus.

Penularan di Jakarta disebut sudah mulai melandai karena PSBB. Pandu berharap bahwa hal ini juga diterapkan pada wilayah lainnya secara nasional di luar Jakarta untuk menekan penyebaran virus. 

"Memang Jakarta turun, tapi luar Jakarta meningkat tajam. Jadi secara nasional, kita belum turun, masih terus naik," katanya.

Kekhawatiran penyebaran virus corona di daerah luar Jakarta juga disampaikan oleh Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio. Amin menyatakan, tren penyebaran saat ini bisa saja mengindikasikan  tengah terjadi fenomena tekan balon. "Jadi ditekan di sini, muncul di tempat lain, " katanya.

Sehingga, pembatasan kegiatan di luar rumah, juga perlu dilakukan pada daerah-daerah lain, seperti di beberapa kota satelit Jakarta. Jika tidak diawasi dengan baik, dikhawatirkan terjadi gelombang penyebaran virus corona gelombang kedua di daerah yang sudah berhasil ditekan angka penyebaran.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...