Kisah Petani Bawang Putih di Sembalun yang Terbebas dari Rentenir
Di saat banyak pengusaha yang tidak dapat menjalankan usahanya secara optimal karena pandemi Covid-19, Abdul Rais dan para petani di Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat tetap beraktivitas seperti biasa. Pandemi ini secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi usaha pertanian bawang putih. Pemerintah memutuskan untuk menghentikan kegiatan impor dari China yang salah satunya mencakup komoditas bawang putih.
Rais merasa bersyukur karena tanaman bawang putihnya telah siap panen. Bawang putih di Pulau Lombok dikenal memiliki keunggulan dapat tumbuh subur di dataran rendah dan kurang subur serta memiliki ukuran yang besar.
“Pertanian merupakan sektor utama yang menghidupi keluarga di daerah Sembalun. Sekitar 6.700 jiwa menaman bawang putih dengan tanaman tumpang sari sebagai selingan. Hadirnya BNI turut meningkatkan kesejahteraan petani di sini dengan akses pembiayaan yang mudah dan ringan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebelum ada BNI, para petani masih bergantung pada rentenir yang memberikan bunga yang sangat tinggi,” ujar Rais.
Rais mengatakan, dengan ada physical distancing koordinasi antarpetani dilakukan menggunakan sarana telepon dan aplikasi Whatsapp Messenger. Hal-hal yang dikoordinasikan adalah seputar pasokan benih, pupuk, penjualan, hingga akses pembiayaan. Rais turut membantu mengkoordinir para anggota dalam memperoleh pinjaman KUR ke BNI.