Lamanya Waktu Periksa, Rasio Tes Covid-19 Indonesia Terendah di Asia

Rizky Alika
11 Mei 2020, 17:37
pemeriksaan corona, virus corona, covid 19, tes corona
ANTARA FOTO/Moch Asim/
Warga mengantre untuk melakukan tes corona di Poli Khusus Corona, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/3/2020). Rasio tes Covid 19 Indonesia merupakan yang terendah di Asia yakni hanya 552 orang per satu juta penduduk.

Kemampuan Indonesia dalam uji spesimen virus corona (Covid-19) berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) dinilai telah meningkat. Namun, kapasitas tes per populasi atau rasio tes negeri ini masih merupakan yang terendah di Asia.

Epidemiolog dan Peneliti Eijkman-Oxford Clinical Research Unit Iqbal Elyazar mengatakan bahwa ada peningkatan tes PCR seiring dengaan penambahan laboratorium yang dioperasikan.

"Tapi itu belum cukup karena kita belum tahu kisaran jumlah orang yang terinfeksi Covid-19," kata Iqbal dalam sebuah webinar yang digelar oleh LaporCovid19, Senin (11/5).

Data Worldometers pada Minggu (10/5) menunjukkan Indonesia baru melakukan pemeriksaan terhadap 552 orang per satu juta penduduk. Jumlah tersebut belum mencapai target pemerintah pada sebulan yang lalu, yaitu 10 ribu tes per hari.

(Baca: Positif Corona di RI 14.265 Kasus, Hampir 1.000 Pasien Meninggal Dunia)

Jika dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, rasio pemeriksaan Indonesia lebih kecil dibandingkan Filipina sebanyak 1.439 orang per satu juta, Malaysia yang sudah memeriksa 7.573 orang per satu juta, atau Korea Selatan sebanyak 12.949 orang per satu juta.

Padahal, lanjut dia, pemeriksaan merupakan kunci penting untuk penanganan selanjutnya, utamanya dalam memisahkan yang sakit dari yang sehat sehingga tidak memicu penularan baru. Tidak hanya itu, pemeriksaan yang cepat dan akurat juga akan mempercepat penanganan pasien.

Selain jumlah pemeriksaan yang terbatas, prosedur pemeriksaan di Indonesia dinilai perlu waktu yang lama hingga hasil tes keluar. Kondisi ini menyebabkan kurva epidemiologi Tanah Air tidak akurat (under reporting) dan keterlambatan.

Epidemiolog Universitas Padjajaran Panji Fortuna Hadisoemarto, waktu rata-rata pengambilan sampel hingga dilaporkan hasilnya mencapai 7-10 hari. "Ini disebabkan bertumpuknya sampel di laboratorium," ujar dia.

(Baca: Ahli Epidemiologi Peringatkan Risiko Tinggi Mal dan Sekolah Buka Juni)

Sementara, LaporCovid19 mencatat adanya laporan dari warga terkait keterlambatan proses pemeriksaan di Jember, Jawa Timur. Laporan itu menyebutkan, waktu yang diperlukan dari pengambilan sampel hingga keluar hasil tes mencapai 17 hari.

Durasi tersebut belum memperhitungkan rentang waktu pasien sakit hingga sampel diambil. Dia memperkirakan, waktu dari pasien sakit hingga pengambilan sampel membutuhkan 3-5 hari.

Lamanya proses pemeriksaan akan berdampak pada penelusuran kasus covid-19 yang tidak berlangsung dengan baik. Sebagai contoh, kasus positif corona di Bandung sempat mengalami tren penurunan.

"Namun apakah penurunan kasus akan berlangsung lama atau akan ada gelombang baru karena ada pemeriksaan atau tracing yang terhambat?" ujar dia.

(Baca: Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Bertambah karena Tes PCR Kian Masif)

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...