Inalum Kantongi Rp 37 T dari Penjualan Obligasi Valas Bunga Lebih 4%

Image title
12 Mei 2020, 14:51
inalum, surat utang global, global bond, bumn,
ANTARA FOTO/Reno Esnir
Layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. BUMN kembali menerbitkan surat utang global. Kali ini Inalum meraih Rp 37,5 triliun yang akan digunakan untuk refinancing obligasi dan membiayai proyek.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum menerbitkan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat alias global bond pada Selasa (12/5). Nilai penerbitan surat utang itu mencapai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 37,5 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi inovasi pendanaan yang dilakukan BUMN, termasuk melalui global bond. Secara umum, Erick menilai bahwa Indonesia masih dipercaya oleh dunia internasional. Terbukti, Inalum diganjar rating Baa2 oleh Moody's dan BBB- oleh Fitch.

"Dengan ini terbukti bahwa dunia usaha internasional masih mempercayai perusahaan BUMN yang sekarang terus berbenah demi meningkatkan daya saingnya, serta semakin transparan," kata Erick dalam siaran resminya, Selasa (12/5).

Induk usaha (holding) BUMN sektor tambang itu menawarkan tiga tenor investasi dalam global bond itu dengan tingkat kupon yang berbeda. Untuk tenor 5 tahun memiliki kupon 4,75%, sementara tenor 10 tahun kuponnya 5,45%, dan untuk tenor 30 tahun kuponnya 5,8%.

(Baca: Inalum Tawarkan Obligasi Rp 33,7 T, Dapat Prospek Negatif dari Moody's)

Penerbitan surat utang ini, nantinya digunakan untuk melakukan pembiayaan kembali alias refinancing obligasi yang jatuh tempo sebesar US$ 1 miliar. Sementara, dana sisanya digunakan untuk membiayai berbagai proyek strategis yang akan digarap perusahaan.

Adapun proyek yang akan digarap Inalum di antaranya, pabrik pemurnian alias Smelter Grade Aluminasi Refinery di Mempawah berkapasitas 1 juta ton per tahun. Lalu, PLTU Mulut Tambang Sumsel 8. Termasuk proyek pabrik Gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim.

Sejak beberapa waktu terakhir, BUMN ramai menerbitkan surat berdenominasi dolar. Sebelumnya, ada PT Hutama Karya (Persero) sukses menerbitkan global bond sebesar sebesar US$ 600 juta atau setara Rp 9 triliun. BUMN konstruksi tersebut menawarkan kupon sebesar 3,75%.

Dalam penawarannya, HK mencatat kelebihan permintaan hingga 6 kali dari nilai yang diterbitkan. Adapun Investor yang melakukan pembelian global bond berasal dari Asia (42%), Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (30%), dan Amerika Serikat (28%).

(Baca: Hutama Karya Jual Obligasi Global Rp 9 T untuk Proyek Trans Sumatera)

Sehari setelahnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sukses menerbitkan surat utang global pada Selasa (5/5). Bank pelat merah ini berhasil meraup dana segar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,56 triliun.

Dalam proses penawarannya, obligasi Bank Mandiri ini kebanjiran peminat dengan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hampir 5 kali. Total permintaan investor mencapai US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp 36,31 triliun.

Bahkan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menerbitkan surat utang jangka menengah berdenominasi euro atau Euro Medium Term Notes (Euro MTN), pada Rabu (6/5) lalu. Target perolehan dana dari aksi korporasi tersebut sebesar US$ 2 miliar atau setara Rp 29 triliun. Euro MTN ini didaftarkan pada Singapore Stock Exchange (SGX-ST).

(Baca: Surat Utang Global Bank Mandiri Rp 7,6 Triliun Kebanjiran Peminat)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...