Daftar 8 Kandidat Utama Vaksin Corona Menurut WHO
Beberapa lembaga kesehatan tengah berlomba merancang vaksin untuk memerangi virus corona yang hingga kini telah menginfeksi lebih 4 juta orang di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, terdapat delapan kandidat kuat vaksin Covid-19 paling potensial.
Kandidat vaksin tersebut sedang dipercepat pengembangannya. “Kami memiliki kandidat yang baik sekarang. Yang teratas sekitar tujuh, (atau) delapan. Tetapi kami memiliki lebih dari seratus kandidat,” kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah video diskusi bersama Dewan Sosial dan Ekonomi Amerika Serikat (AS), Senin (12/5) lalu, dikutip dari The Associated Press, Senin (11/5).
Tedros mengatakan, percepatan pengembangan kedelapan kandidat potensial dari vaksin tersebut akan melibatkan pendanaan sebesar US$ 8 miliar atau sekitar Rp 119 triliun, yang sejak seminggu lalu telah dijanjikan oleh 40 negara dan badan penelitian kesehatan.
Namun, biaya tersebut dirasa Tedros masih belum cukup. Menurutnya, biaya tambahan tetap diperlukan guna memastikan ketersediaan vaksin yang cukup dan dapat menjangkau semua orang tanpa ada yang terlewat.
(Baca: WHO: Uji Coba Pengobatan Virus Corona Menunjukkan Data yang Positif)
Ada pun yang terpenting saat ini, kata Tedros, adalah fokus kepada pengembangan calon-calon vaksin tersebut. “Kami fokus pada beberapa kandidat yang kami miliki yang dapat membawa hasil yang mungkin lebih baik dan mempercepat kandidat tersebut dengan potensi yang lebih baik,” katanya.
Menurut dokumen draft lanskap kandidat vaksin Covid-19 yang dipublikasikan WHO pada 11 Mei lalu, kedelapan calon vaksin tersebut dikembangkan berbagai lembaga penelitian. Di antaranya:
- Kandidat vaksin milik perusahaan CanSino Biological dari Tiongkok yang menggandeng Institut Biteknologi Beijing.
- Kandidat vaksin milik perusahaan bioteknologi Moderna dari Inggris yang bekerjasama dengan Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular (NIAID).
- Kandidat vaksin milik perusahaan farmasi Sinopharm asal Tiongkok yang menggandeng Institut Biologi Wuhan.
- Kandidat vaksin dari Institut Biologi Beijing yang juga bekerjasama dengan Sinophram.
- Kandidat vaksin dari perusahaan Sinovac Biotech asal Tiongkok.
- Kandidat vaksin keenam berasal dari Universitas Oxford asal Inggris.
- Kandidat vaksin milik lembaga Biopharmaceutical New Technologies asal Jerman dengan menggandeng perusahaan kesehatan Fosun Pharma dari Tiongkok dan Pfizer dari AS.
- Kandidat vaksin milik lembaga Inovio Pharmaceuticals asal AS. Di samping itu, WHO juga memperlihatkan sekitar 70 calon vaksin lainnya.
Berkaca pada kapasitas layanan kesehatan saat ini, Tedros juga khawatir tidak semua orang di seluruh dunia akan tersentuh oleh vaksin virus corona jika suatu saat sudah tersedia. “Pada tren sekarang, lebih dari 5 miliar orang tidak akan mengakses layanan penting ini pada tahun 2030,” ujar Tedros, mengutip Washington Post.
(Baca: WHO: Ada 7-8 Calon Kuat Vaksin Corona yang Sedang Dikembangkan)
Tedros mengatakan, sejak Januari lalu WHO telah bekerjasama dengan lebih dari 400 konsorsium ilmuwan untuk mendorong pengadaan vaksin. “WHO telah bekerja dengan ribuan peneliti di seluruh dunia untuk mempercepat dan melacak pengembangan vaksin, mulai dari pengembangan model hewan hingga desain uji klinis,” katanya.
Kriteria Vaksin Prioritas WHO
Pada 28 April lalu, WHO juga telah menerbitkan daftar kriteria yang harus dipenuhi oleh kandidat vaksin virus corona agar masuk ke dalam prioritas. Kriteria pertama, adalah terkait data praklinis. Vaksin harus menunjukan tingkat perlindungan yang signifikan dari infeksi Covid-19, paling tidak pada model uji coba terhadap hewan.
Kedua, adalah perihal keamanan. Vaksin harus dipastikan hanya memiliki efek samping yang ringan. Ketiga, adalah tentang imunogenisitas. Dalam dosis tertentu, vaksin harus mampu merespons pembentukan imun yang cukup untuk memberikan perlindungan dari Covid-19. Keempat adalah soal stabilitas. Vaksin harus dapat disimpan paling tidak selama 12 bulan dengan suhu -60 hingga 70 derajat celcius.
(Baca: Kasus Covid-19 di Rusia Melonjak 11.656 Kasus dalam 24 Jam)
Kelima, berhubungan dengan implementasi. Vaksin harus memenuhi dosis parenteral (pemberian obat ke dalam tubuh pasien) sebesar satu milliliter. Dan terakhir, adalah menyangkut ketersediaan. Vaksin harus dimungkinkan mampu diproduksi dengan cepat, sehingga dapat segara diujicobakan secara luas.
Sementara itu, Covid-19 terus meluas secara global. Menurut data Johns Hopkins Coronavirus Center, hingga Rabu (15/3), virus corona telah menginfeksi 4.261.747 orang di seluruh dunia, dengan angka kematian mencapai 291.942 kasus. Urutan pertama masih diduduki oleh AS dengan jumlah infeksi mencapai 1.369.376 kasus dan 82.356 kematian.
Reporter: Nobertus Mario Baskoro