Bank BUMN Gencar Terbitkan Surat Utang Valas untuk Perkuat Likuiditas

Image title
15 Mei 2020, 12:30
Ilustrasi, mata uang dolar AS. Ketatnya likuiditas mermbuat perbankan melirik instrumen surat utang global atau global bond, sebagai alternatif untuk mendapatkan tambahan pembiayaan.
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Ilustrasi, mata uang dolar AS. Ketatnya likuiditas mermbuat perbankan melirik instrumen surat utang global atau global bond, sebagai alternatif untuk mendapatkan tambahan pembiayaan.

Ketatnya likuiditas mermbuat perbankan melirik instrumen surat utang global atau global bond, sebagai alternatif untuk mendapatkan tambahan pembiayaan.

Setidaknya ada dua bank besar Indonesia yang menerbitkan global bond, yakni PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Bank Mandiri menyelesaikan penjualan global bond pada 5 Mei 2020, sementara BNI baru awal bulan ini merilis global bond.

Bank Mandiri meraup dana segar senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,56 triliun. Surat utang berjenis Euro Medium Term Note (EMTN) berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) ini memiliki tingkat bunga 4,75% per tahun, dengan tenor lima tahun.

Ketika ditawarkan, Global bond Bank Mandiri dilaporkan kebanjiran peminat dengan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hampir 5 kali. Total permintaan investor mencapai US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp 36,31 triliun.

Adapun, investor yang paling banyak membeli instrumen surat utang bank pelat merah ini mayoritas berasal dari Asia yakni mencapai 66%. Sisanya adalah investor dari negara-negara di kawasan Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan AS.

Sementara, BNI baru mengumumkan penawaran surat utang jangka menengah berdenominasi euro (EMTN), dengan target perolehan dana sebesar US$ 2 miliar atau setara Rp 29 triliun. EMTN ini didaftarkan pada Singapore Stock Exchange (SGX-ST).

Dalam keterbukaan informasi, Senin (11/5), Sekretaris Perusahaan BNI Meiliana mengungkapkan, perusahaan akan menggunakan pinjaman ini untuk ekspansi bisnis dan pembiayaan kembali utang.

(Baca: BNI Bidik Dana Rp 29 Triliun dari Penerbitan Surat Utang Global)

“Pembentukan Program EMTN dan rencana penerbitan surat utang di dalamnya akan berdampak positif bagi perseroan karena ditujukan antara lain untuk ekspansi bisnis dan pembiayaan kembali utang yang telah ada (debt refinancing),” kata Meiliana.

Selain Bank Mandiri dan BNI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sudah lebih dulu menerbitkan junior global bond pada awal 2020. Bank dengan kode saham BBTN ini menerbitkan obligasi global senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun dengan permintaan oversubscribed sebanyak 12,3 kali. BTN menawarkan dengan tingkat bunga 4,2% per tahun selama jangka waktu lima tahun.

Penerbitan global bond oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk di dalamnya bank, memang tengah didorong sebagai sumber alternatif pembiayaan. Menteri BUMN Erick Thohir mendorong perusahaan milik negara untuk lebih kreatif mencari pendanaan.

"Tidak hanya mengandalkan kucuran dana dari perbankan, penerbitan obligasi dalam dolar ini juga patut untuk ditiru," kata Erick, dalam video conference, Rabu (6/5).

Cara berbeda ditempuh oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), yang lebih mengandalkan pinjaman perbankan internasional, ketimbang menerbitkan global bond.

Bank spesialis kredit mikro ini, memperoleh komitmen pinjaman luar negeri sebesar US$ 1 Miliar atau Rp 15 Triliun dalam bentuk skema club loan. Komitmen pinjaman ini berasal dari 10 bank di wilayah Asia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...