Rupiah Menguat 0,17% meski Neraca Dagang RI Defisit US$ 344 Juta
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,17% ke level Rp 14.860 per dolar Amerika Serikat (AS) pada sore, hari ini (15/5). Mata uang Garuda tetap menguat, meski neraca dagang Indonesia defisit US$ 344 juta pada April.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah juga naik 43 poin menjadi Rp 14.909 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, defisit neraca dagang April direspons positif pasar. "Meski defisit, tapi masih lebih baik dibandingkan prediksi awal," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (15/5).
(Baca: Impor Barang Modal Naik, Neraca Dagang April Defisit US$ 344 Juta)
Ekspor April tercatat US$ 12,19 miliar, sementara impor 12,54 miliar. Alhasil, neraca dagang Indonesia pada April defisit US$ 344 juta.
Pada April, ekspor turun 13,33% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm) dan merosot 7,02% secara tahunan (year on year/yoy). Lalu, besaran impor turun 6,1% mtm dan anjlok 18,58% yoy.
Secara akumulasi, neraca perdagangan sepanjang Januari-April masih tercatat surplus US$ 2,25 miliar. "Posisi ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu yang defisit US$ 2,35 miliar," ujarnya.
(Baca: Tunggu Data Neraca Dagang, Rupiah Menguat ke 14.875 per Dolar AS)
Sejalan dengan hal itu, ia memperkirakan rupiah akan ditutup menguat pada awal pekan depan. Namun, diprediksi melemah saat pembukaan. Setidaknya, rupiah berpotensi bergerak di level Rp 14.800-14.920 per dolar AS.
Pada perdagangan sore hari ini, beberapa mata uang Asia juga menguat. Dikutip dari Bloomberg, yen Jepang naik 0,17%, baht Thailand 0,07%, dolar Hong Kong dan dolar Singapura masing-masing menguat 0,01%
Namun, mayoritas mata uang Asia justru melemah. Dolar Taiwan misalnya, turun 0,01%. Lalu won Korea Selatan melemah 0,25%, peso Filipina 0,56%, rupee India 0,01%, yuan Tiongkok 0,09%, dan ringgit Malaysia 0,25%.
(Baca: BI Catat Aliran Modal Asing Kembali Masuk RI Rp 4,17 T pada Pekan Ini)
