WHO Hapus Imbauan Batasi Konsumsi Minyak Sawit Selama Pandemi
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO regional Mediterania Timur menghapus imbauan untuk membatasi konsumsi minyak kelapa sawit selama pandemi Covid-19. Imbauan tersebut diterbitkan dalam brosur daring yang berjudul “Nutrition Advice for Adults during Covid-19”.
Sebelumnya, WHO Mediterania Timur mengimbau agar masyarakat mengonsumsi lebih banyak lemak tidak jenuh, seperti ikan, alpukat, kacang, minyak zaitun, minyak rapeseed, minyak bunga matahari, dan minyak jagung.
Lembaga kesehatan itu tidak merekomendasikan mengonsumsi lemak jenuh yang ditemukan pada lemak daging, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, krim, keju, ghee, dan lemak babi.
"Benar, WHO telah merevisi imbauannya," kata Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun kepada katadata.co.id, Jumat (15/5).
(Baca: Ekspor Sawit ke Tiongkok Turun, Kementan Bidik Pasar India & Pakistan)
Berdasarkan surat DMSI yang dikirimkan ke WHO, Derom menyebutkan produk minyak kelapa sawit yang digunakan dalam memasak berasal dari olein, cairan dari minyak sawit mentah setelah melalui proses refined, bleacheed, and deodorized (RBD) atau disebut RBD Palm Olein. Sebagian besar populasi di Asia dan bagian dunia lainnya mengonsumsi produk itu setiap hari.
Produk itu mengandung persentase lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak sawit asli. Sejumlah studi ilmiah menunjukkan manfaat kesehatan dari mengkonsumsi RBD Palm Olein.
"Banyak laporan oleh para peneliti kesehatan telah mengindikasikan manfaat kesehatan dari penggunaan RBD Palm Olein," ujar dia.
WHO Mediterania Timur pun menghapus kelapa sawit dari jenis lemak jenuh. Dengan begitu, WHO mengimbau untuk mengonsumsi lemak tak jenuh seperti ikan, alpukat, kacang, minyak zaitun, kedelai, kanloa, bunga matahari, dan minyak jagung. Kemudian, lembaga itu diimbau untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh seperti daging lemak, mentega, minyak kelapa, krim, keju, ghee, dan lemak babi.
(Baca: Imbas Pandemi Corona, Petani Sawit Terancam Kelaparan)