Selain dari Amerika, RI Bisa Gaet Relokasi Pabrik Jepang dari Tiongkok
Pemerintah Jepang meminta para investornya untuk merelokasi pabrik dari Tiongkok akibat pandemi virus corona. Pemerintah pun diminta menangkap peluang investasi tersebut.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Sugiyono Madelan Ibrahim mengatakan rencana tersebut telah diumumkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe beberapa waktu lalu. Pemerintah Jepang bahkan menyiapkan sejumlah insentif bagi perusahaan yang mau merelokasi pabrik.
"Perdana Menteri Jepang mengumumkan akan memberikan insentif kepada perushaaan-perusahaan untuk pindah keluar Tiongkok atau kembali ke Jepang atau ke India termasuk ke Asean dan Indonesia," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (18/5).
(Baca: Beda dengan Luhut, Indef Ramal Ekonomi RI Tahun Ini Minus 2%)
Dengan rencana relokasi ini, menurut dia, peluang Indonesia meningkatkan investasi asing semakin terbuka. Apalagi, sejumlah investor AS juga berencana menerapkan hal serupa. Untuk menangkap peluang itu, pemerintah antara lain harus mampu meningkatkan iklim investasi.
Salah satu yang perlu diperhatikan pemerintah adalah kepastian kebijakan, yang hingga kini masih sering berubah-ubah. "Kalau menanamkan usaha kan pertimbangan untuk jangka waktu 30 - 80 tahun, jika kebijakan mudah sekali berubah-ubah akan merepotkan investor dan mereka lebih baik memilih relokasi di Vietnam atau Thailand," kata dia.
Selain berharap pada relokasi industri, Sugiyono menyebut pemerintah tetap mampu mendorong pertumbuhan investasi di tengah pandemi virus corona. Ini dapat dilakukan dengan fokus pada pengembangan industri hilirisasi, industri alat perlindungan diri atau APD yang sebagian merupakan transformasi dari industri tekstil, dan industri alat kesehatan nonfarmasi.
(Baca: Upah Makin Kompetitif, RI Berpeluang Dipilih AS Untuk Relokasi Pabrik)
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia juga berharap pemerintah mampu membidik investasi dari rencana relokasi sejumlah pabrik manufaktur AS dari Tiongkok. Peluang ini perlu dimanfaatkan dengan mempersiapkan sejumlah insentif.
"AS sudah mengatakan akan relokasi dari Tiongkok, itu yang paling besar dan kami juga sudah mau lihat sampai sejauh mana perusahaan AS mau relokasi sehingga kita bisa ambil manfaatnya," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani kepada Katadata.co.id, Jumat (8/5).
Shinta belum dapat memastikan berapa nilai investasi yang akan didapatkan bila perusahaan AS mau merelokasi pabrik di Tanah Air. Namun, menurut dia, jika pabrik-pabrik tersebut memindahkan investasi ke Indonesia, maka akan sangat membantu proses pemulihan ekonomi di dalam negeri yang terpukul akibat pandemi corona.
Ketergantungan impor bahan baku dari Tiongkok juga dapat menurun jika relokasi investasi ke Tanah Air itu terealisasi. "Investasi itu benar-benar harus ditarik, diberikan insentif maksimal untuk yang mau investasi di Indonesia. Peluang relokasi ada tergantung iklim investasi kita untuk menarik investor," kata dia.