Harga Emas Cetak Rekor, Logam Mulia Antam Justru Turun Rp 10 Ribu/Gram

Desy Setyowati
19 Mei 2020, 08:52
Harga Emas Cetak Rekor, Logam Mulia Antam Justru Turun Rp 10 Ribu/Gram
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi emas batangab PT Aneka Tambang di butik Gedung Ravindo, Jakarta (14/10/2019).

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini turun Rp 10 ribu ke level Rp 924 ribu per gram. Padahal harga logam mulia dunia melanjutkan penguatan, setelah mencetak rekor tertinggi sejak Oktober 2012 pada perdagangan kemarin.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot naik 0,33% menjadi US$ 1.738 per Pukul 8.48 WIB. Sedangkan harga emas berjangka di bursa comex naik 0,29% menjadi US$ 1.739 per ons.

Pada perdagangan kemarin, harga emas melonjak 1% lebih ke level tertinggi sejak Oktober 2012. Peningkatan terjadi setelah pengumuman sejumlah data yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi global lemah.

"Pasar terus berspekulasi tentang suku bunga negatif di Amerika Serikat (AS), suku bunga yang sangat rendah dan uang murah di seluruh dunia," kata Analis Commerzbank, Eugen Weinberg dikutip dari Reuters, Selasa (19/5). "Juga, kekhawatiran krisis ekonomi sedang berlangsung mengingat data yang sangat lemah di AS dan negara lain."

Pada Jumat lalu, penjualan ritel di AS dan produksi industri anjlok pada April. Selain itu, pandemi corona berdampak terhadap meningkatnya jumlah pengangguran di Negeri Paman Sam.

Jepang juga mengumumkan bahwa ekonominya minus 3,4% pada Kuartal I 2020 atau resesi. (Baca: Harga Emas Melonjak, Logam Mulia Antam Naik Jadi Rp 934 Ribu/Gram)

Pandemi virus corona dan pengaruhnya terhadap perekonomian dunia mendorong beberapa bank sentral menerapkan suku bunga rendah. Hal ini membuat harga emas menguat lebih dari 16% tahun ini.

Para ahli hedge fund seperti Paul Singer, David Einhorn, dan Crispin Odey memperkirakan, harga emas berada pada tren menguat atau bullish. Hal senada disampaikan oleh perusahaan manajer aset seperti Blackrock Inc. dan Newton Investment Management.

“Emas satu-satunya jalan keluar untuk menghasilkan uang secara global,” tulis Odey dikutip dari Bloomberg, kemarin (18/5). “Dalam jangka pendek, uang akan dihasilkan dari taruhan terkait inflasi.”

(Baca: Ekspektasi Suku Bunga dan Virus Corona Kerek Naik Harga Emas)

Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) misalnya, membeli obligasi pemerintah US$ 50 miliar dan menyediakan fasilitas repo US$ 90 miliar. Lalu, bank sentral Selandia Baru (Reserve Bank of New Zealand/RBNZ) mengumumkan akan melakukan Quantitative Easing (QE) US$ 27 miliar dalam setahun ke depan.

Kemudian, bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC) menjalankan program QE sejak awal April. Mereka membeli obligasi pemerintah US$ 5 miliar per pekan, dan akan terus dilakukan hingga perekonomiannya pulih.

Stimulus-stimulus seperti itu membuat mata uang yang beredar meningkat, sehingga berpotensi mendorong inflasi. Salah satu harga yang diprediksi naik yakni emas.

Di dalam negeri, berdasarkan situs logammulia.com, harga emas Antam turun Rp 10.000 menjadi Rp 924 ribu per gram. Begitu juga harga penjualan kembali (buyback) turun Rp 9.000 menjadi Rp 822 ribu per gram. 

(Baca: Harga Emas Dunia Menanjak, Logam Mulia Antam Naik Rp 7.000 per Gram)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...