Menristek: Corona Punya Daya Tular 20 Kali Lebih Kuat Dibanding SARS
Virus corona menular dengan cepat dan telah menjangkit hampir 5 juta orang di seluruh dunia. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menjelaskan, daya tular virus corona berjenis SARS-CoV-2 ini lebih kuat 20 kali daripada virus SARS berjenis SARS-CoV-1.
"Kita ketahui bersama bahwa Covid-19 memiliki daya tular 20 kali lebih kuat dibanding SARS," ujar Bambang dalam Peresmian Peluncuran Produk Riset, Teknologi dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Covid-19 secara virtual, Rabu (20/5).
SARS alias Severe Acute Respiratory Syndrome merupakan jenis penyakit pneumonia yang pertama kali muncul pada November 2002 di Provinsi Guangdong, Tiongkok. Sekitar 10% dari penderita SARS meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia mencatat, 8.437 orang terinfeksi SARS dan 813 di antaranya meninggal.
Sementara SARS-CoV-2 berdasarkan data worldometers.info telah menjangkit hampir 5 juta orang dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 320 ribu.
(Baca: Riwayat Perjalanan Virus Corona Sampai ke Indonesia)
Pemerintah, menurut Bambang, akan terus berupaya menghasilkan inovasi dalam membantu penanganan corona di Indonesia. "Kami harap Indonesia bisa membangun industri alat kesehatan dan obat sendiri yang selama ini masih banyak tergantung pada impor," ujar dia.
Saat ini, telah dibentuk tim Konsorsium Covid-19 besutan Kemenristen yang akan berupaya mendorong inovasi bersama sejumlah instansi untuk menangani virus tersebut. Tim yang dibentuk sejak awal Maret lalu bersama berbagai kementerian, lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dan industri bertugas menemukan upaya pencegahan dan pengobatan terapi corona yang efektif.
Ia pun meminta agar sertifikasi produk inovasi peneliti konsorsium tidak hanya digunakan selama pandemi. "Tetapi juga untuk jangka panjang sehingga dapat mendorong kemandirian produksi alat kesehatan dalam negeri," ujar Bambang.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan 55 produk konsorsium Covid-19 hari ini (20/5). Peluncuran produk tersebut dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2020.
"Ini momentum baru bagi kebangkitan bangsa, momentum baru kebangkitan sains dan teknologi, khsusnya di bidang kesehatan," kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Produk Riset, Teknologi dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Covid-19 secara virtual, Rabu (20/5).
(Baca: WHO: Uji Coba Pengobatan Virus Corona Menunjukkan Data yang Positif)
Saat ini, lanjut Jokowi, dunia tengah beradu cepat dalam menangani wabah covid-19. Oleh karena itu, situasi tersebut harus dijawab dengan inovasi dan karya yang nyata.
Dari 55 produk tersebut, Jokowi telah melihat sembilan produk unggulan. Beberapa di antaranya ialah rapid test kit dan PCR test kit yang sudah bisa diproduksi hingga 100 ribu buah.
Selain itu, ada pula emergency ventilator karya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, PT Polijaya dan PT Dharma. "Ini tinggal diproduksi," ujar dia.
Jokowi pun menyatakan optimistis Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor alat kesehatan dengan memproduksi sendiri. Mantan Walikota Solo itu juga berharap agar karya tersebut dapat diproduksi massal serta diekspor ke berbagai negara.