PHK dan Efisiensi Karyawan Melanda Perusahaan Publik, Ini Daftarnya

Image title
26 Mei 2020, 14:32
dampak covid 19, pandemi corona, emiten, bursa efek indonesia
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.
Pekerja berjalan di atas JPO Dukuh Atas, Jakarta, Senin (4/5/2020).

Pandemi corona berdampak pada setiap lini bisnis. Banyak perusahaan yang terpaksa mengambil langkah drastis demi menekan biaya karena bisnisnya tak dapat beroperasi normal atau bahkan berhenti sepenuhnya.

Bagi perusahaan yang masih dapat melanjutkan operasionalnya, meski tidak maksimal, sebisa mungkin menghindari pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan dan berusaha melalui pandemi dengan merumahkan dan melakukan pemotongan gaji karyawannya.

Namun bagi perusahaan yang operasionalnya berhenti total, tidak hanya merumahkan dan memotong gaji, mereka juga terpaksa mem-PHK sebagian karyawannya, dan berharap pandemi ini segera berlalu.

Beberapa perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan kabar tidak mengenakkan tersebut kepada seluruh stakeholder-nya, mulai dari pemegang saham hingga otoritas bursa.

(Baca: Dampak Pandemi Corona ke Bursa Saham, Tiga Perusahaan Tunda IPO)

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)

Pemegang hak merek waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk terpaksa merumahkan hingga 4.988 orang karyawannya sejak awal tahun ini. Tidak hanya itu, ada 4.847 karyawan lainnya yang terkena pemotongan gaji.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan melalui laman resmi BEI, KFC menjelaskan langkah tersebut harus diambil karena perusahaan harus menutup 115 gerai karena pusat perbelanjaan atau plaza yang ditutup di seluruh Indonesia, tidak hanya di Jakarta, untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Manajemen KFC mengaku bahwa kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti terhadap total pendapatan mencapai 25-50%. Perusahaan pun memperkirakan labanya tahun ini bakal turun hingga 50%.

"Strategi kami di tengah pandemi dengan menerapkan hanya melayani take-away, home delivery, drive-thru, maupun order online di tengah pembatasan yang diterapkan pemerintah," tulis manajemen perusahaan berkode emiten FAST ini melalui keterbukaan informasi.

(Baca: Usai Tutup 115 Gerai, KFC Tak Yakin Kinerja Perusahaan Optimal)

PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)

Sementara itu, perusahaan yang bergerak di bidang penjualan properti, PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO), terpaksa melakukan PHK karyawannya sebanyak 12 orang. Selain itu, perusahaan juga melakukan pemotongan gaji sebesar 50% kepada 259 orang karyawan.

Perusahaan properti ini mengaku bahwa Covid-19 membuat operasional pusat perbelanjaan dan hotel di Pontianak, Kalimantan Barat, terganggu. Lalu, tidak ada penjualan unit apartemen di Jakarta selama PSBB berlaku. Adapun kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti itu sebesar diperkirakan kurang dari 25% dari total pendapatan 2019.

Karenanya, Rimo memperkirakan ada penurunan total pendapatan untuk periode April 2020 sebesar 51% hingga 75%. Hal itu, tentu akan membuat laba bersih perusahaan pada periode April 2020 turun dengan persentase yang diperkirakan sama dengan turunnya pendapatan perusahaan.

Karenanya, pihak manajemen tengah menerapkan strategi di tengah pandemi ini dengan tetap melakukan promosi untuk memasarkan unit apartemen dan mengoperasionalkan kembali unit usaha seperti pusat perbelanjaan dan hotel.

(Baca: Survei LIPI: 41% Pengusaha Bertahan hingga Juli, Agustus Gulung Tikar)

PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK)

Senasib, PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) juga harus menyampaikan kabar buruk kepada 168 karyawannya yang harus terkena PHK. Sementara, 172 orang karyawan terpaksa dirumahkan, serta 260 orang karyawan lainnya terkena dampak dengan status lain seperti pemotongan gaji.

Langkah manajemen ini terpaksa diambil, pasalnya terjadi penghentian operasional secara total karena pandemi Covid-19. Perusahaan ini fokus pada produksi bahan bangunan, terutama keramik, lalu mendistribusikannya ke distributor maupun proyek-proyek.

"Selama pandemi Covid-19 ini, distributor kami mengalami kendala dalam mendistribusikan produk dikarenakan pembatasan mobilitas yang terjadi," kata manajemen Cahayaputra Asa Keramik dikutip dari keterbukaan informasi.

Di samping itu, distributor produk Cahayaputra Asa Keramik, juga menolak untuk melakukan pembelian barang dikarenakan kurangnya pembeli. Lalu, terjadi penurunan permintaan keramik oleh proyek-proyek mengalami penurunan cukup signifikan karena pembangunan yang hampir terhenti di setiap daerah.

(Baca: Hindari PHK Akibat Corona, Garuda Rumahkan 800 Pegawai Kontrak)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...