Tiongkok Mulai Berhasil, 7 Negara Ini Juga Kembangkan Vaksin Corona

Sorta Tobing
26 Mei 2020, 14:18
vaksin virus corona, covid-19, pandemi corona, virus corona, update virus corona dunia
ANTARA FOTO/Moch Asim
Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) melakukan proses pemisahan cairan struktur pernafasan kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). Penelitian ini untuk memastikan di dalamnya terdapat Covid-19 dan kemungkinan dibuatkan vaksin virus corona pada penelitian berikutnya.

Sebuah uji coba vaksin virus corona kepada manusia telah menunjukkan hasil positif dan menghasilkan respon kekebalan yang cepat. Para peneliti dari CanSino Biologics Inc dari Tiongkok melaporkan hal itu pada Jumat lalu (22/5) dalam jurnal medis, The Lancet.

Melansir dari Reuters, sampel darah dari 108 orang dewasa yang menerima vaksin tersebut menunjukkan pembentukan antibodi dan respon sel-T terhadap virus Covid-19. Namun, studi lebih lanjut masuh diperlukan untuk mengonfirmasi apakah vaksi dapat melindungi infeksi.

“Percobaan kami menunjukkan, dosis tunggal dari vektor adenovirus tipe 5 Covid-19 (Ad5-nCoV) menghasilkan antibodi spesifik virus dan sel-T dalam 14 hari,” kata penulis penelitian itu, Profesor Wei Chen, dari Institut Bioteknologi di Beijing.

Tapi, kemampuan untuk merespon kekebalan tersebut tidak selalu menunjukkan vaksin dapat melindungi manusia dari Covid-19. “Kami masih jauh dari tahap vaksin ini dapat tersedia untuk semua orang,” ucapnya.

(Baca: Perusahaan Tiongkok Sebut Vaksin Buatannya Ampuh Tangkal Corona)

Para sukarelawan di Wuhan, Tiongkok, episentrum tempat pandemi corona bermula, menerima satu suntikan Ad5-nCoV secara intramuscular dosis rendah, menengah, dan tinggi. Empat minggu setelah injeksi, muncul respon kekebalan pada tubuh responden.

Antibodi yang berupaya menempel pada Covid-19 meningkat empat kali lipat pada 97% tubuh sukarelawan. Di antara mereka, yang diberi dosis tinggi, 75% memiliki antibodi yang dapat menetralkan virus itu dalam tubuhnya. Respon sel-T pun naik, hampir 93%, yang artinya terjadi peningkatan kemampuan tubuh melawan infeksi.

Reaksi negatif yang terjadi hanya nyeri ringan di bekas suntikan, demam, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot. Hal tersebut menunjukkan tidak ada efek samping yang serius dari vaksin Ad5-nCoV.

Ad5-nCoV merupakan proyek kerja sama antara CanSino Biologics dengan Dewan Penelitian Nasional Kanada. Perdana Menteri Justin Trudeau pada 16 Mei lalu sempat menyebut vaksi ini telah mendapat lampu hijau dari Kementerian Kesehatan Kanada untuk memulai uji klinis.

(Baca: Thailand Akan Produksi Vaksin Corona Murah untuk Pasar Asia Tenggara)

Ia menyebut kabar ini menggemberikan. “Jika uji vaksin ini berjalan sukses, kita dapat memproduksi dan mendistribusikannya di dalam negera,” kata Trudeau, dikutip dari Reuters.

Dengan memanfaatkan teknologi dari Tiongkok dan Kanada, Ad5-nCoV dikembangkan bersama oleh Institut Bioteknologi Beijing. Vaksinnya menggunakan vektro adenovirus tipe 5 yang direplikasi melalui rekayasa genetic untuk mengekspresikan lonjakan protein Covid-19.

GERMANY-HEALTH-VACCINE
Ilustrasi. Uji coba vaksin virus corona di Jerman. (ANTARA FOTO/REUTERS/Annegret Hilse)

Negara-Negara yang Kembangkan Vaksin Virus Corona

Saat ini lebih dari 100 kandidat vaksin untuk melumpuhkan virus SARS-CoV-2 sedang dalam pengembangan. Sekitar 12 vaksin sudah masuk tahap uji coba kepada manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan vaksin corona baru akan tersedia paling cepat pada akhir 2021.

Selain Tiongkok dan Kanada, berikut negara lainnya yang sedang mengembangkan vaksi Covid-19.

(Baca: Uji Coba Pertama, Moderna Klaim Vaksinnya Hasilkan Antibodi Corona)

1. Amerika Serikat

Perusahaan asal Massachusetts, AS, bernama Moderna sedang mengembangkan vaksi mRNA-1273. Sebanyak 45 sukarelawan menunjukkan di dalam tubuh mereka terbentuk antibodi dalam waktu 15 hari. Tingkat kekebalan itu sebanding dengan orang yang telah pulih dari virus corona.

Penelitian vaksin ini didanai oleh Otoritas Penelitian dan Pengembangan Biomedis AS (BARDA) sebesar US$ 483 juta. Berdasarkan perjanjian, BARDA akan mendanai mRNA-1273 hingga masuk ke lisensi badan pengawas makanan dan obat-obatan setempat atau FDA.

2. Inggris

Halaman:
Reporter: Agung Jatmiko, Happy Fajrian, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...