Ditopang Telkomsel dan IndiHome, Laba Telkom 2019 Naik 3,5%
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun sepanjang tahun 2019, tumbuh 3,5% dibandingkan 2018. Kinerja Telkom masih ditopang oleh anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), serta Indonesia Digital Home (IndiHome).
Secara konsolidasi, sepanjang 2019 Telkom mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 135,56 triliun, naik 3,65% dibanding raihan pendapatan 2018.
Pendapatan tertinggi dicatatkan lini data, internet dan jasa teknologi informasi, sebesar Rp 72,78 trilun, naik 11,03% dibanding 2018. Namun, pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh IndiHome, dengan raihan Rp 18,32 triliun, naik 28,05% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 14,3 triliun.
“Pencapaian sepanjang 2019 menunjukkan Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company. Kami berkomitmen tinggi memperkuat kapabilitas bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan,” ungkap Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, dalam siaran pers, Selasa (26/5).
Pada segmen mobile, Telkomsel masih menjadi operator dengan basis pelanggan terbesar, yakni 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan. Semakin besarnya kebutuhan layanan data di tengah masifnya gaya hidup digital, telah mendorong trafik data tumbuh sebesar 53,6%.
Sebagai hasilnya, pendapatan digital business Telkomsel mampu mencapai Rp 10,94 triliun, naik 23,1%. Kontribusi pendapatan digital business ini juga meningkat, dari 52% menjadi 64% sepanjang tahun lalu.
(Baca: Telkom Berupaya Raih Laba Meski Pendapatan Turun Karena Pandemi Corona)
Pendapatan Telkomsel mampu meningkat signifikan berkat agresifitas perusahaan memperluas jaringan. Tercatat, sepanjang 2019 Telkomsel membangun 23.162 Base Tranceiver Station (BTS) 4G LTE baru.
Sehingga, pada akhir tahun 2019 jangkauan layanan 4G LTE mencapai lebih dari 90% populasi. Sampai dengan akhir 2019, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 212.235 dengan 161.938 unit di antaranya adalah BTS 3G/4G.
Dari segmen consumer, IndiHome mampu meningkatkan jumlah pelanggannya sebesar 37,2% menjadi 7 juta pelanggan pada akhir 2019. Profitabilitas IndiHome juga semakin baik dengan EBITDA margin mencapai 33,9%, mendekati standar profitabilitas global.
Sementara dari segmen korporasi, Telkom mampu meraih pendapatan sebesar Rp 18,7 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 14% terhadap pendapatan konsolidasi. Capaian ini mampu diraih berkat fokus perusahaan pada layanan enterprise solutions seperti enterprise connectivity, data center dan cloud.
(Baca: Periode WFH Imbas Corona, Trafik Internet Telkom Melonjak 15,6%)
Adapun, dari segmen wholesale and international business Telkom mencatatkan pendapatan sebesar Rp 10,61 triliun atau tumbuh 5,2% dari tahun sebelumnya. Melalui segmen ini, Telkom memberikan layanan kepada operator telekomunikasi, internet service provider dan digital player, baik untuk perusahaan domestik maupun global.
Ke depan, Telkom menyatakan akan menaruh perhatian lebih pada lini bisnis mobile broadband. Pasalnya, pertumbuhan lini ini punya potensi yang sangat besar di masa mendatang, dengan semakin tingginya pengguna mobile data.
Ririek menyebut, rata-rata konsumsi mobile data saat ini masih relatif rendah yaitu 5,2 GB per pelanggan per bulan, dibandingkan negara lain seperti Thailand atau India yang masing-masing mencapai 13 GB dan 11 GB per pelanggan per bulan.
Melihat hal tersebut, Telkom memperkirakan trafik data akan terus tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Perkiraan ini seiring semakin beragamnya layanan digital, seperti games, video, advertising dan payment yang masih dalam fase awal pertumbuhan.
Sedangkan untuk fixed broadband, mengingat penetrasinya di Indonesia masih cukup rendah yaitu kurang dari 15% dari populasi rumah tangga, Telkom optimistis permintaan layanan IndiHome akan semakin meningkat.
(Baca: Saingi Zoom, Telkomsel Perkuat Keamanan Platform Rapat Online CloudX)