Kasus Corona Meningkat, Korsel Perketat Lagi Pembatasan di Seoul
Pemerintah Korea Selatan kembali memperketat pembatasan di Ibu Kota negara tersebut yakni Seoul. Pasalnya jumlah kasus penularan virus corona Covid-19 kembali meningkat beberapa hari belakangan.
Pemerintah menyatakan akan menutup kembali museum, taman, dan galeri seni mulai Jumat (29/5) hingga dua pekan ke depan. Mereka juga mendesak perusahaan untuk melakukan kerja yang fleksibel bagi karyawannya.
Dari laman Worldometers, jumlah kenaikan kasus positif corona di Negeri Ginseng pada Kamis (28/5) melonjak 79 orang atau tertinggi sejak 5 April. Peningkatan jumlah pasien baru mulai menanjak sejak Selasa (26/5) yakni 19 orang.
“Kami memutuskan untuk memperkuat karantina di wilayah metropolitan (Seoul) mulai besok hingga 14 Juni," kata Menteri Kesehatan Korsel Park Neung-hoo dikutip dari The Guardian, Kamis (28/5).
(Baca: Menristek: 3 Strategi Tangkal Gelombang Kedua Corona saat New Normal)
Warga Seoul juga diminta agar menghindari pertemuan di tempat ramai termasuk restoran dan bar. Selain itu Pemerintah mengimbau kegiatan keagamaan berlangsung dengan ekstra hati-hati. Namun belum ada penundaan pembukaan sekolah karena munculnya lonjakan kasus baru.
“Dua minggu ke depan sangat penting. Kita harus kembali ke social distancing jika sampai gagal,” kata Park.
Melonjaknya kasus Covid-19 di Korsel ini erat kaitannya dengan kemunculan klaster penularan baru. Salah satunya adalah gudang perusahaan e-commerce Coupang, sebelah barat Seoul, di mana 69 orang positif terinfeksi corona.
Hal ini membuat 4.100 pekerja dan pengunjung Gudang harus mengisolasi diri. Sedangkan petugas telah menguji 80% orang yang terkait klaster ini. “Kami prediksi jumlah kasus baru akan terus meningkat,” kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip dikutip dari The Straits Times.
Padahal Korsel sempat jadi sorotan dunia sebagai salah satu negara yang paling awal berhasil menekan penularan corona. Bahkan Negeri Ginseng sempat menurunkan penyebaran Covid-19 tanpa karantina wilayah alias lockdown.
Korsel sebelumnya mengandalkan tes massal gratis demi membongkar kasus corona secara besar. Mereka juga mengandalkan social distancing berbasis aplikasi agar warga dapat mengetahui lokasi yang telah terpapar Covid-19.
“Sasaran kami mengendalikan infeksi agar sistem kesehatan termasuk petugas dapat menangani pasien dalam tingkat normal,” kata Park pertengahan April lalu.
(Baca: Riuh Skenario New Normal Ekonomi Indonesia Saat Pandemi Belum Reda)