Rumus R0 dan Rt yang Jadi Acuan Jokowi untuk Masuki Fase New Normal
Pemerintah memakai hitungan laju penyebaran virus corona, yaitu R0 dan Rt, untuk menerapkan kebijkan tatanan normal baru. Presiden Joko Widodo mengatakan penerapan new normal akan dilakukan kalau kedua angka itu rendah.
“Kami akan lihat dari angka-angka dan fakta-fakta di lapangan, terutama berkaitan dengan R0 dan Rt. Apabila ini efektif, akan kami gelar, kami perluas lagi ke kabupaten dan kota lain,” kata Jokowi dalam rapat kabinet terbatas, Rabu (27/5).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan pemerintah merujuk pada ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk melakukan new normal. Ada tiga indikator utama dalam ketentuan itu.
Pertama, bagaimana tidak menambah dan mengurangi penularan. “Cara menghitungnya dengan basic reproduction number (R0),” katanya mengutip dari situs Sekretariat Kabinet.
(Baca: Jokowi Minta Industri Antisipasi Perubahan Tren Wisata Saat New Normal)
Suharso mencontohkan, flu Spanyol angka R0-nya adalah 1,4 sampai 2,8. Artinya, satu orang bisa menularkan dua sampai tiga orang. Data WHO menunjukkan Covid-19 angka R0-nya di 1,9 sampai 5,7. Indonesia berada di angka 2,5, berarti satu orang bisa menularkan dua sampai tiga orang.
“Tugas kami adalah bagaimana menurukan R0 itu menjadi di bawah 1. Artinya, dia tidak menularkan ke orang lain,” ucap Suharso. Caranya, pemerintah melakukan intervensi, seperti pembatasan sosial berskala besar atau PSBB dan aturan memakai masker di luar rumah.
Kedua, soal sistem kesehatan, yaitu seberapa tinggi adaptasi dan kapasitasnya dalam merespon Covid-19. “Jumlah kasus baru harus lebih kecil dari kapasitas pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Kebutuhan untuk pasien virus corona seharusnya 60% dari total kapasitas kesehatan. Misalnya, rumah sakit punya 100 tempat tidur, maka maksimum 60 buah untuk pasien Covid-19.
(Baca: New Normal Tidak Direspons Positif, Rupiah Melemah 0,2%)
Ketiga, tes masif. Suharso mengakui Indonesia sampai sekarang masuk dalam kategori rendah soal pengujian virus corona. Angkanya di 743 per satu juta orang. “Sekarang sudah 202.936 yang dites,” katanya.
Pemerintah menargetkan pengetesan angkanya bisa naik 10 ribu sampai 12 ribu tes per hari. Pada 18 Mei lalu, tes Covid-19 sempat masuk ke 12 ribu lebih tes dalam satu hari. Targetnya, dalam satu bulan ke depan angka pengujian bisa mencapai 1.838 per satu juta penduduk.
Sebagai perbandingan, Malaysia dapat melakukan tes virus corona 14.303 per satu juta penduduk, Filipina 2.238 per satu juta penduduk, Brasil 3.462 per satu juta penduduk, Vietnam 2.828 per satu juta penduduk, Thailand 4.099 per satu penduduk, dan India 1.744 per satu juta penduduk.
(Baca: Gojek dan Grab Bersiap Terapkan New Normal)
Apa itu R0 dan Rt?
Melansir dari BBC, huruf R melambangkan angka reproduksi virus alias jumlah rata-rata orang bisa menularkan penyakit ke orang lain. Dari angka ini maka dapat diketahui tingkat dan kemampuan penyebaran suatu penyakit.
Sampai sekarang sebenarnya belum ada angka reproduksi pasti untuk Covid-19. CNN menuliskan tingkat penularan virus yang menyerang saluran pernapasan ini masih tinggi. Di setiap kasus angkanya berbeda-beda.
Misalnya, kapal pesiar Diamond Princess yang seluruh penumpang sempat menjalani isolasi di Jepang, angka R-nya adalah 14. Satu orang, dapat menularkan virus itu ke 14 orang lainnya. Estimasi terbaiknya saat ini adalah R0 untuk Covid-19 di 2 sampai 2,5, lebih tinggi dua kali lipat dari flu biasa.
(Baca: Riuh Skenario New Normal Ekonomi Indonesia Saat Pandemi Belum Reda)
Sedangkan Rt adalah angka reproduksi setelah adanya intervensi pemerintah. Intervensi itu, seperti telah dikatakan Suharso, bentuknya bisa PSBB. Angka Rt yang ideal adalah di bawah 1.
Bagaimana cara menghitung R?
Kembali melansir dari BBC, para ahli biasanya menghitung ke belakang, bukan ketika orang baru saja tertular. Data yang diambil adalah jumlah orang meninggal, masuk rumah sakit, atau positif Covid-19. R memberikan gambaran penularan sekitar dua sampai tiga pekan sebelumnya.
R lebih dari satu berarti berbahaya karena penyebaran sebuah virus seperti efek bola salju, bisa membesar dengan cepat. Kalau angkanya di bawah satu, artinya penyakit tersebut akan menghilang dan orang tidak lagi tertular.
(Baca: Tokopedia, Bukalapak dan Shopee Siapkan Protokol Kerja saat New Normal)