Trump Desak Buka Lockdown saat Kematian Covid-19 di AS Tembus 100 Ribu
Pandemi virus corona atau Covid-19 telah menewaskan lebih dari 100.000 orang di Amerika Serikat. Berdasarkan data Worldometer, kematian di AS akibat virus corona mencapai 102.107 orang pada Rabu (28/5).
Angka kematian yang menembus 100.000 tersebut di saat pemerintah dan beberapa perusahaan mendesak akan membuka kembali karantina yang berjalan dua bulan di AS.
Menurut penghitungan Reuters, selama Mei, jumlah yang meninggal di AS rata-rata 1.400 orang setiap hari, jumlah ini turun dari April dengan kematian 2.000 orang tiap hari.
(Baca: Ilmuwan AS Fauci Optimis Vaksin Corona Dapat Ditemukan November 2020)
Kematian akibat Covid-19 ini lebih banyak dari jumlah gabungan orang AS yang meninggal dalam tiga perang. Perang yang dimaksud yakni Perang Korea, Perang Vietnam dan konflik A.S. di Irak dari 2003-2011. Media AS menyebutkan korban perang Vietnam sekitar 63.000 jiwa.
Covid-19 juga disebut lebih banyak memakan korban orang AS daripada epidemi AIDS sejak 1981 hingga 1989, dan jauh lebih mematikan daripada flu musiman selama beberapa dekade. Virus flu membunuh orang AS paling banyak pada 1957-1958, dengan jumlah 116.000 orang meninggal.
Angka kematian akibat corona di AS yang menyentuh 100.000 orang ini di luar prediksi Presiden AS Donald Trump. Pakar epidemi Amerika, Anthony Fauci, justru yang menyatakan korban meninggal akibat corona di AS akan mencapai 100.000 jiwa.
(Baca: Menilik Lonjakan Kasus Corona di Brasil, Ada Kesamaan dengan AS?)
Trump mendesak pelonggaran lockdown di AS karena meningkatnya jumlah pengangguran akibat pandemi Covid-19. "Kami melakukan hal yang benar, tapi sekarang saatnya bergerak. Kalian akan menghancurkan negara jika tidak melakukannya (membuka lockdown)," kata Trump dikutip dari AFP pekan lalu.
Hingga hari ini, jumlah orang yang terinfeksi virus corona di AS mencapai 1,74 juta orang yang merupakan tertinggi di dunia. Jumlah negara kedua yang paling banyak terinfeksi corona yakni Brazil sebanyak 414 ribu. Kenaikan pesat kasus Covid-19 di Brasil setelah Presiden Brazil Jair Bolsonaro melonggarkan karantina di saat pandemi corona.
Setelah Brasil, Rusia berada di peringkat ketiga sebanyak 370 ribu dan Spanyol sebanyak 283 ribu orang. Total kasus infeksi corona seluruh dunia sebanyak 5,79 juta orang dengan kematian sebanyak 357 ribu. Adapun jumlah yang sembuh mencapai 2,49 juta orang.
Menurut analisis Reuters, dari 20 negara yang paling parah terkena dampaknya, Amerika Serikat menempati urutan kedelapan berdasarkan kematian per kapita. Amerika Serikat memiliki tiga korban jiwa per 10.000 orang. Belgia berada di urutan pertama dengan delapan kematian per 10.000, diikuti oleh Spanyol, Inggris dan Italia.