Trump Desak Buka Lockdown saat Kematian Covid-19 di AS Tembus 100 Ribu

Yuliawati
Oleh Yuliawati
28 Mei 2020, 15:59
Covid-19, corona, kasus covid-19 di AS tembus 100.000, Trump
ANTARA FOTO/REUTERS/Carlo Allegri/ama/dj
Kawasan 7th Avenue di kawasan Times Square yang kosong akibat meluasnya penularan virus COVID-19, di wilayah Manhattan, New York, Amerika Serikat, Senin (23/3/2020). Trump rencana membuka lockdown meski angka kematian di AS menembus 100.000 orang.

Pandemi virus corona atau Covid-19 telah menewaskan lebih dari 100.000 orang di Amerika Serikat. Berdasarkan data Worldometer, kematian di AS akibat virus corona mencapai 102.107 orang pada Rabu (28/5).

Angka kematian yang menembus 100.000 tersebut di saat pemerintah dan beberapa perusahaan mendesak akan membuka kembali karantina yang berjalan dua bulan di AS.

Advertisement

Menurut penghitungan Reuters, selama Mei, jumlah yang meninggal di AS rata-rata 1.400 orang setiap hari, jumlah ini turun dari April dengan kematian 2.000 orang tiap hari.

(Baca: Ilmuwan AS Fauci Optimis Vaksin Corona Dapat Ditemukan November 2020)

Kematian akibat Covid-19 ini lebih banyak dari jumlah gabungan orang AS yang meninggal dalam tiga perang. Perang yang dimaksud yakni Perang Korea, Perang Vietnam dan konflik A.S. di Irak dari 2003-2011. Media AS menyebutkan korban perang Vietnam sekitar 63.000 jiwa.

Covid-19 juga disebut lebih banyak memakan korban orang AS daripada epidemi AIDS sejak 1981 hingga 1989, dan jauh lebih mematikan daripada flu musiman selama beberapa dekade. Virus flu membunuh orang AS paling banyak pada 1957-1958, dengan jumlah 116.000 orang meninggal.

Angka kematian akibat corona di AS yang menyentuh 100.000 orang ini di luar prediksi Presiden AS Donald Trump. Pakar epidemi Amerika, Anthony Fauci, justru yang menyatakan korban meninggal akibat corona di AS akan mencapai 100.000 jiwa.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement