Survei ILO: 70% UMKM di Indonesia Setop Produksi Akibat Covid-19

Rizky Alika
3 Juni 2020, 20:55
Survei ILO: 70% UMKM Setop Produksi Akibat Covid-19.
ANTARA FOTO/Maulana Surya
Perajin menyelesaikan pesanan perabot lukis dari barang bekas di Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020). Survei ILO menyebutkan 70% UMKM setop beroperasi akibat pandemi corona.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) melakukan survei mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap 571 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hasilnya, 70% UMKM menyatakan berhenti produksi akibat Covid-19.

Survei dilakukan pada 6-24 April 2020 terhadap UMKM yang tersebar di Indonesia. Responden sebagian besar merupakan perusahaan formal.

"Sekitar 70%  atau dua per tiga yang setop produksi itu kondisinya mengkhawatirkan, entah berhenti sementara atau seterusnya," kata Project Manager ILO Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahan (SCORE) Indonesia Januar Rustandie dalam webinar yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Rabu (3/6).

Advertisement

Menurutnya, sebagian besar pengusaha mengatakan berhenti produksi untuk sementara karena terjadi penurunan pesanan selama pandemi corona.

(Baca: Sandiaga Usul Tahap New Normal Ekonomi, Pertama Dibuka UMKM pada Juni)

Terkait hal itu, ILO pun menemukan ada sekitar 63% UMKM menghentikan dan meminta karyawannya untuk cuti berbayar atau tidak berbayar. Selain itu, ada pula karyawan UMKM yang telah terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Kemudian, sebanyak 90% responden disebutnya menghadapi masalah arus kas akibat pandemi Covid-19. Bahkan beberapa perusahaan besar yang memiliki lebih dari 250 pekerja, 78% di antaranya mengalami masalah arus kas.

Selanjutnya, sebanyak empat dari lima perusahaan atau 80% responden mengakui pendapatannya menurun tajam. Rinciannya, sekitar 34% perusahaan yang disurvei pendapatannya menurun sebesar 25%. Lalu, 18% responden mengalami penurunan pendapatan antara 25-50%, dan 28% responden sisanya mengalami penurunan berkurang penghasilan lebih dari setengah.

Seiring gangguan usaha dan pembatasan pergerakan, 64% perusahaan mengalami kekurangan pasokan bahan baku. Sedangkan hampir dua pertiga atau sekitar 66% menghadapi masalah dengan pengiriman produk jadi.

Survei juga menunjukkan, pengusaha berupaya untuk mengatasi dampak wabah. Sebanyak 35% responden berupaya mediversifikasi saluran penjualan atau pemasaran, penjualan dan pengiriman secara daring.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement