Digital Diary yang Disebut Jokowi & Aplikasi Lacak Kontak Corona Lain

Image title
5 Juni 2020, 18:39
Ilustrasi aplikasi pelacakan kontak virus corona. Jokowi sebut Digital Diary ampuh lacak penyebaran virus corona.
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Ilustrasi aplikasi pelacakan kontak virus corona. Jokowi sebut Digital Diary ampuh lacak penyebaran virus corona.

Presiden Joko Widodo atau karib disapa Jokowi meminta agar pelacakan penyebaran virus corona lebih agresif dilakukan. Salah satunya dengan menggunakan teknologi telekomunikasi seperti dilakukan Korea Selatan dan Selandia Baru.

Jokowi menyatakan, Korea Selatan menggunakan teknologi global positioning system (GPS) untuk melacak pergerakan orang guna mendeteksi potensi penyebaran virus corona. Sementara Selandia Baru menggunakan aplikasi bernama Digital Diary yang mencatat riwayat perjalanan setiap orang.

“Sekali lagi saya minta untuk pelacakan secara agresif dilakukan dengan menggunakan bantuan sistem teknologi telekomunikasi dan bukan dengan cara-cara konvensional lagi,” kata Jokowi ketika rapat terbatas kabinet, Kamis (4/6).

Pemerintah Korea Selatan dan Selandia Baru memang telah berhasil menekan angka penyebaran covid-19 di wilayahnya. Per hari ini (5/6) jumlah kasus positif di Korea Selatan, menurut data John Hopkins University and Medicine, sebanyak 11.668 orang dengan pertambahan kasus harian tak lebih dari 50 orang per hari selama seminggu ke belakang. Angka ini jauh dari Februari lalu ketika masa puncak penyebaran di negeri Gingseng, yakni lebih dari 200 kasus per hari.

Selandia Baru kini mencatatkan 1.504 kasus positif covid-19. Jauh di bawah Indonesia yang sampai berita ini ditulis telah mencatatkan 29 ribu kasus positif.  Negara ini pun tak lagi mencatat kasus baru sejak 22 Mei lalu. Kasus terakhir tercatat pada 21 Mei, yakni 1 orang.

(Baca: Jalan Panjang dan Berliku Memburu Pajak Digital Asing)

Apa itu Digital Diary?

Melansir situs resmi Kementerian Kesehatan Selandia Baru, Digital Diary adalah aplikasi resmi yang digunakan pemerintah untuk melacak kontak antar orang selama pandemi dan tersedia untuk perangkat Androin dan iOS. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya mencatat riwayat perjalanan hariannya. Sehingga memungkinkan untuk memperkirakan kemungkinan telah berkontak dengan pasien positif covid-19 atau tidak.

Setiap pengguna Digital Diary harus memasukkan alamat surel serta identitas pribadinya saat mendaftar di aplikasi ini. Dalam penggunaannya, aplikasi ini menyediakan fitur pemindaian kode QR untuk memindai kode QR khusus dari Kementerian Kesehatan Selandia Baru yang tersedia di lokasi publik. Khususnya yang berpeluang mempertemukan orang dalam jumlah banyak, seperti restoran dan pusat perbelanjaan.

Setelah kode QR dipindai, maka secara otomatis riwayat perjalanan pengguna terekam dalam sebuah diari digital di dalam aplikasi. Data riwayat perjalanan ini lah yang dipantau oleh Kementerian Kesehatan Selandia Baru dari waktu ke waktu.

Apabila pengguna diketahui telah berkontak dengan seseorang yang positif covid-19 atau pernah berkontak dengan pasien corona, maka layanan kontak dekat nasional (NCCS) akan menghubunginya. Kemudian pengguna akan mendapat jadwal tes covid-19 dan NCCS akan melacak lebih lanjut orang lain yang berkontak dengannya dalam waktu dekat.

Selama ini kekhawatiran penggunaan aplikasi pelacakan adalah terkait keamanan privasi data. Namun, di aplikasi Digital Diary data riwayat perjalanan pengguna akan secara otomatis terhapus setelah 31 hari. Dengan begitu privasinya bisa tetap terjaga di kemudian hari.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...