Pandemi Covid-19 Lumpuhkan Bisnis Taksi, Pendapatan Turun hingga 75%

Image title
5 Juni 2020, 07:14
bisnis taksi, pandemi corona, covid 19, dampak covid 19
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pras.
Sejumlah pengemudi taksi menunggu penumpang di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi COVID-19, para pengemudi taksi itu mengaku sulit mencari penumpang.

Pandemi corona yang menyerang seluruh dunia, membawa dampak negatif pada banyak lini bisnis, termasuk usaha transportasi darat. Berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia membuat masyarakat menjalankan aktivitasnya dari rumah. Hal ini membuat perusahaan taksi kehilangan penumpang.

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), misalnya, harus menghentikan total operasional taksinya karena terdampak covid-19. Pembatasan operasional ini terutama disebabkan oleh turunnya permintaan layanan transportasi umum dan pemberlakuan PSBB.

Advertisement

Pembatasan operasional yang dialami perusahaan terjadi di hampir seluruh kota di Indonesia. Operasional yang dibatasi seperti pada taksi reguler dan premium. Selain itu, pembatasan pada layanan penyewaan kendaraan dan layanan limousine di Jakarta dan Bali.

"Selain itu, perusahaan menghentikan operasional pada layanan penyewaan bus di Jadetabek," kata manajemen taksi Express melalui keterbukaan informasi.

(Baca: Pendapatan Pengemudi Taksi dan Ojek Online Anjlok 80% Akibat Corona)

Akibat penghentian operasional ini, perusahaan memperkirakan pendapatannya pada periode Maret-April 2020 bakal turun 51-75%. Alhasil, laba bersih tahun ini diperkirakan turun 25-50%. Operasional yang dihentikan berkontribusi sebesar 51%-75% pada pendapatan perusahaan sepanjang 2019.

Selain itu, manajemen taksi Express mengaku bahwa Covid-19 berdampak pada pemenuhan kewajiban jangka pendek berupa pemenuhan kewajiban pokok utang. Perusahaan memiliki kewajiban dengan pokok senilai Rp 685 miliar.

Untuk mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi ini, manajemen menjalankan beberapa strategi seperti melakukan efisiensi untuk menurunkan biaya operasional. Manajemen menutup sejumlah pool taksinya yang sudah tidak aktif.

Selain itu, pihaknya melakukan efisiensi dengan menyesuaikan jumlah karyawan. Tercatat per akhir 2019 lalu, jumlah karyawan sebanyak 471 orang. Sementaram jumlah karyawan perusahaan saat ini sebanyak 390 orang, dimana seluruh karyawan saat ini terkena imbas Covid-19 karena adanya pemotongan gaji sekitar 50%.

(Baca: Bersiap New Normal, Gojek Pasang Sekat Pelindung di Armada GoCar)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement