Industri Penunjang Migas Masih Terpuruk Meski Ada Fase Normal Baru

Image title
9 Juni 2020, 15:56
migas, normal baru, harga minyak, pandemi corona, virus corona, covid-19
Katadata | Dok.
Ilustrasi, kegiatan hulu migas lepas pantai. Pelaku usaha industri penunjang migas menyebut bisnisnya masih terpuruk karena pandemi corona belum reda meskipun aktivitas ekonomi mulai berjalan saat normal baru.

Pelaku usaha industri penunjang migas mengaku bisnisnya masih tertekan harga minyak dan pandemi corona. Meskipun, aktivitas ekonomi kembali berjalan jelang normal baru.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal Husin menjelaskan kegiatan operasional lapangan migas bisa kembali normal jika kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dicabut. Meski begitu, industri penujang migas belum bisa pulih karena banyak proyek migas yang ditunda atau dibatalkan. 

Advertisement

"Harga minyak yang rendah dan kondisi krisis moneter menjadi kendala, yang membuat proyek-proyek banyak ditunda maupun dibatalkan," ujar Moshe kepada Katadata.co.id, Selasa (9/6).

Oleh karena itu, Moshe meminta para pelaku penunjang migas tetap memperhatikan perubahan-perubahan kebijakan pemerintah. Apalagi, menurut dia, Indonesia masih belum terlepas dari krisis pandemi corona.

Dengan kondisi tersebut, pelaku usaha penunjang migas sebaiknya mempunyai skenario atau rencana dengan asumsi waktu berakhirnya pandemi corona. Sehingga perusahaan bisa bertahan hingga penyebaran Covid-19 reda.

(Baca: SKK Migas Minta Pengembangan Blok Migas Tetap Efisien Saat Normal Baru)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement