Faktor Daya Beli, Pengusaha Prediksi Mal Tak Akan Ramai Dikunjungi
Mal atau pusat perbelanjaan akan kembali beroperasi pada fase transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta 15 Juni mendatang. Namun, pengusaha memperkirakan hal itu tak lantas menyebabkan mal ramai dikunjungi, karena ada faktor pelemahan daya beli.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan, sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, banyak bisnis terganggu dan masyarakat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Alhasil, masyarakat pun banyak kehilangan pendapatan atau berkurang. Di sisi lain, selama fase transisi mayoritas pengusaha baru memulai kembali usahanya. Sehingga faktor tadi diperkirakan tak banyak mendorong pembelian produk retail dan kunjungan masyarakat ke mal.
"Adanya fase normal baru, lantas membuat masyarakat berbondong-bondong ke mal sepertinya tak akan terjadi. Meskipun rindu, tapi keuangan tak begitu baik, perlu waktu untuk mendapatkan penghasilam lebih banyak," katanya dalam diskusi online, Selasa (10/6).
(Baca: Masjid hingga Mal Jakarta Buka Saat PSBB Transisi, Ini Protokolnya)
Berkaca pada pengalaman di Tiongkok, ketika pembukaan kegiatan ekonomi baru, hanya ada sekitar 10% perusahaan yang beranjak naik dan hal ini terus terjadi secara gradual.
Selain itu, fase new normal atau normal baru ini menurutnya bisa berlangsung hingga setahun setengah. Sebab, adanya pandemi akan menjadikan masyakat berhati-hati dalam beraktivitas, termasuk kunjungan masyarakat ke mal.
Hal ini menurutnya menjadi tantangan pengusaha ke depan. Pasalnya, pihak mal harus memberikan layanan kepada pengunjung agar tetap nyaman selama berada di dalam dan tak memiliki kekhawatiran bakal terpapar virus.
Sadar akan kebutuhan tersebut, pengusaha pun mulai beradaptasi dengan kebutuhan konsumen dan gaya hidup pelanggan yang baru. Misalnya, dengan mengadopsi teknologi touchless, merepakan jaga jarak toko, meningkatkan sanitasi, pembarayan digital.
"Kita harus lebih fleksibel terhadap kebutuhan pelaggan, permintaan konsumen dan juga cepat merespons kebijakan pemerntah," katanya.