Jelang Normal Baru, Jasa Pengeboran Migas Minta Kenaikan Tarif
Pelaku usaha jasa pengeboran minyak dan gas (migas) meminta adanya insentif berupa kenaikan Tarif Harian Operasi (THO). Hal ini disebabkan, karena pelaku usaha tengah tertekan penurunan harga minyak ditambah adanya pandemi virus corona atau Covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI) Wargono Soenarko mengatakan, pihaknya menaruh perhatian besar terkait transisi menuju normal baru. Namun, hal ini akan berpengaruh terhadap THO, sehingga pihaknya berharap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat menaikkan THO bagi pelaku jasa pengeboran.
"Apakah dengan adanya beban kesehatan, tentunya dari perusahaan akan menanyakan apakah ada imbalan jasanya. Misalnya sekian dari tarif, karena itu risikonya agak rumit, dan orang harus dikarantina 14 hari," ujar Wargono dalam acara seminar daring atau webinar APMI, Kamis (11/6).
Selain itu, dirinya juga meminta agar pemerintah dapat menaruh perhatian lebih kepada para pegawai pengeboran yang turut terdampak pandemi corona dengan memberikan penghargaan. Apalagi, mengingat beban dan risiko para pekerja yang harus dihadapi di lapangan cukup besar.
Menanggapi usulan tersebut, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM Adhi Wibowo akan menampung usulan-usulan yang disampaikan. Apalagi, di tengah pandemi seperti ini, pihaknya akan tetap mengawal dan memastikan para pelaku yang bekerja di sektor hulu migas aman.
(Baca: Pemerintah Diminta Sediakan Data Migas Berkualitas untuk Gaet Investor)
