KAI Antisipasi Lonjakan Penumpang KRL pada Awal Pekan Depan
PT Kereta Api Indonesia atau KAI memprediksikan ada peningkatan penumpang kereta rel listrik atau KRL di Jabodetabek mulai Senin (15/6). Hal itu seiring dengan banyaknya pekerja yang mulai masuk kantor atauWork From Office (WFO).
Dirut KAI Didiek Hartantyo mengatakan perusahaan bakal menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu untuk menghindari penyebaran virus corona.
"Belajar dari pengalaman Senin lalu (8/6), penambahan penumpang KRL akan signifikan," ujar Didiek dalam video conference pada Sabtu (13/6).
Pada Senin (8/6) lalu saja, menurut Didiek, rata-rata penumpang pada pagi hari bisa mencapai 150 ribu orang. Sedangkan pada Jumat (12/6) sudah terjadi penumpukan penumpang di stasiun pemberangkatan.
"Sebab tidak ada keseimbangan antara supply dan demand," ujar Didiek.
Kapasitas operasional KRL memang terbatas saat pandemi yang menyebakan penumpukan penumpang di stasiun. Puluhan armada bus pun disiapkan untuk mengangkut penumpang.
(Baca: Mengaku Rugi, KCI Minta Penyesuaian Tarif KRL Saat Normal Baru)
Mengacu Surat Edaran No.7/2020 dari Gugus Tugas PM No.41/2020 dan Surat Edaran Dirjen KA No/14/2020 kapasitas penumpang KRL pun ditambah. Jika saat pandmei hanya boleh mengangkut 35%, saat ini bisa mencapai 45%.
Meski begitu, Didiek mengatakan pihaknya tetap menyiapkan protokol kesehatan yang ketat menghadapi lonjakan tersebut. "Kami kedepankan protokol dengan disiplin. Penumpang sejak masuk pagar stasiun sampai keluar stasiun tetap terjaga sehat," ujar Didiek.
Dalam Surat Edaran Dirjen KA No/14/2020 seluruh pengguna tetap diwajibkan menggunakan masker dan disarankan melengkapi dengan pelindung wajah. Pengguna juga disarankan selalu menggunakan pakaian lengan panjang atau jaket.
Selanjutnya pengguna KRL juga wajib mengikuti pengukuran suhu tubuh, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum maupun sesudah naik KRL.
Fasilitas wastafel tambahan selain yang ada di dalam toilet sudah tersedia di seluruh stasiun KRL Jabodetabek dan rencananya bakal terus ditambah. Marka dan penanda jalur untuk antrean dan posisi berdiri juga terus dilengkapi baik di stasiun maupun di dalam KRL. Dengan mengikuti marka yang ada, pengguna dapat antre dengan tertib dan tetap menjaga jarak.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan banyak usulan agar kapasitas KRL ditingkatkan lagi lebih tinggi dibanding 45% seiring masa normal baru. Namun, pihaknya hanya meningkatkan kapasitas sampai 45%.
"Ini hasil dari simulasi yang kami lakukan dan hasil masukan pakar," kata dia.
Selain peningkatan kapasitas, pihaknya juga meningkatkan jam operasi. Jumlah operasional KRL juga ditambah dari 700 perjalanan menjadi 938 perjalanan dalam sehari.