Pasar Khawatir Lonjakan Kasus Corona, Harga Minyak Anjlok 2%
Harga minyak mentah dunia pada perdagangan Senin (15/6) kembali jatuh melanjutkan penurunan harga pada pekan lalu seiring lonjakan kasus baru virus corona di Amerika Serikat (AS). Hal ini meningkatkan kekhawatiran terhadap gelombang kedua virus sehingga akan membebani pemulihan permintaan bahan bakar minyak.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 08.00 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 2,01% ke level US$ 37,95 per barel. Sementara, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2020 turun 2,70% ke level US$ 35,28 per barel.
(Baca: Harga Minyak Turun Lagi ke US$ 38 Akibat Potensi Permintaan Anjlok)
Harga acuan minyak mentah dunia tersebut berakhir turun 8% pekan lalu sekaligus merupakan penurunan mingguan pertama sejak April. Seperti diketahui, AS saat ini menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus corona terbesar di dunia.
Ada lebih dari 25.000 kasus baru dilaporkan pada Sabtu (13/6) lalu yang mana Florida dan Texas melaporkan rekor tertinggi. Sedangkan hingga hari ini, jumlah kasus Covid1-9 di Negeri Paman Sam telah mencpaai 2,1 juta kasus dari hampir 8 juta kasus virus di seluruh dunia.
"Kekhawatiran akan peningkatan kasus infeksi Covid-19 baru-baru ini di AS dan potensi gelombang kedua tengah membebani minyak saat ini," kata Kepala Strategi pasar global di AxiCorp, Stephen Innes dilansir dari Reuters.
Di sisi lain, produsen minyak dunia yakni OPEC akan menggelar pertemuan pada Kamis untuk membahas rekor pengurangan produksi minyak yang sedang berlangsung. Dalam pertemuan tersebut, OPEC hanya melihat negara-negara mana saja yang turut serta memangkas produksi.
(Baca: Harga Minyak Menguat, Analis Justru Khawatir Anjlok Lagi karena 3 Hal)
OPEC dan sekutunya yakni OPEC +, telah mengurangi pasokan sebesar 9,7 juta barel per hari (bph), sekitar 10% dari permintaan pra-pandemi. Kedua belah pihak sepakat pada awal Juni untuk memperpanjang pemotongan selama sebulan hingga akhir Juli.
Sedangkan di Timur Tengah, Irak akhirnya sepakat untuk memangkas produksi minyak lanjutan pada Juni. Setelah beberapa waktu lalu keras untuk menolak kebijakan pembatasan.