Di Tengah Pandemi, BCA Perkirakan Laba Mampu Tumbuh 25%
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengklaim operasional perusahaan terganggu adanya pandemi virus corona atau Covid-19. Gangguan yang terjadi adalah, penutupan sementara beberapa kantor cabang imbas penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Berdasarkan keterangan yang diunggah perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/6), manajemen BCA menyatakan ada beberapa kantor cabang yang ditutup sementara selama tiga bulan.
Tidak hanya kantor cabang yang berdiri sendiri atau stand alone, tapi juga kantor dan unit yang berada di pusat perbelanjaan, serta perkantoran.
"Kontribusi pendapatan dari operasional yang ditutup sementara atau mengalami pembatasan waktu operasional terhadap pendapatan perseroan kurang dari 25%," tulis manajemen BCA dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (16/6).
Meski demikian, penutupan sementara dan pembatasan operasional ini tidak berdampak signifikan pada kinerja BCA secara keseluruhan. Manajemen BCA memperkirakan ada kenaikan total pendapatan kurang lebih 25% untuk periode terkini 2020, dibandingkan dengan tahun lalu.
"Dari segi laba bersih, diperkirakan ada kenaikan kurang lebih 25% untuk periode terkini 2020, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," tulis manajemen BCA dalam keterbukaan informasi.
(Baca: Pengguna Digital Banking BCA Melonjak Signifikan Selama Pandemi Corona)
Untuk perkiraan pendapatan dan laba bersih ini BCA menggunakan periode yang berakhir pada 31 Maret 2020 dibandingkan dengan 31 Maret 2019.
Selain itu, perseroan juga menyatakan pandemi corona tidak berdampak pada kondisi karyawan, baik dalam bentuk pemutusan hubungan kerja (PHK), maupun kebijakan merumahkan karyawan.
Sebagai informasi, sepanjang kuartal I 2020 BCA mampu membukukan laba bersih (bank only) sebesar Rp 6,1 triliun, tumbuh 8,61% secara tahunan secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan capaian kuartal I 2019. Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh kredit yang masih tumbuh double digit.
Hingga 31 Maret 2020, kredit tumbuh 12,3% yoy menjadi Rp 612,2 triliun. Pertumbuhan kredit ditopang segmen kredit korporasi yang lompat 25,4% yoy menjadi Rp 260,4 triliun. Sedangkan kredit komersial dan UKM hanya tumbuh 5,0% yoy menjadi Rp 191,2 triliun, dan kredit konsumer hanya tumbuh 3% yoy menjadi Rp 154,9 triliun.
Dengan kredit yang masih tumbuh double digit, pendapatan operasional pun naik 17,3% yoy menjadi Rp 19,6 triliun yang didorong kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 14,1% yoy menjadi Rp 13,7 triliun, dan pendapatan operasional lainnya 25,5% yoy menjadi Rp 5,9 triliun. Meskipun beban operasional juga naik 17,2% yoy.
"Hasil kinerja kuartal I menunjukan posisi permodalan BCA solid dengan likuiditas yang sehat," kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/5).
(Baca: Bank Ramai Beralih ke Digital, BCA Ramal Dua Pekerjaan Hilang)