Hanya 15% Pengunjung Mal yang Berbelanja, Peretail Masih akan Merugi

Image title
16 Juni 2020, 14:20
retail, psbb masa transisi, mal, pandemi coron, virus corona
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Aprindo memperkirakan hanya 15% pengunjung yang berbelanja pada hari pertama pembukaan mal di Jakarta.

Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia memperkirakan pembukaan mal saat fase transisi pertama di DKI Jakarta tak berdampak signifikan terhadap kinerja bisnis. Pengusaha bahkan diperkirakan tetap merugi lantaran biaya operasional tinggi  untuk menerapkan protokol kesehatan.

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey memperkirakan hanya 15% pengunjung yang berbelanja pada hari pertama pembukaan mal di Jakarta. Sementara sisanya,  datang hanya untuk sekadar jalan-jalan menghilangkan rasa bosan setelah tiga bulan mengurung diri di rumah.

"Orang yang berkunjung ke mal paling yang belanja hanya 10%-15% saja. Sangat rendah sekali dan hampir tidak ada arti untuk menggerakan sektor perdagangan atau ritel yang saat ini sedang terdampak," kata Roy kepada Katadata.co.id, Selasa (16/6).

(Baca: Awasi Jumlah Pengunjung Mal, Anies Minta Pengelola Gunakan QR Code)

Menurut dia, penyebab utama minimnya tingkat pembelian pada pusat perbelanjaan lantaran faktor daya beli yang masih sangat rendah. Terlebih lagi, belum dapat dipastikan kapan perekonomian pulih. 

Sementara di sisi lain, pengeluaran  pengusaha ritel dan pengelola mal kian membengkak ketika aturan protokol kesehatan wajib diterapkan. Pengusaha harus menambah beban biaya operasional hingga 20%-30% untuk membeli peralatan sanitasi, pengukur suhu badan, dan edukasi terhadap seluruh karyawan untuk mengantisipasi risiko penularan virus corona.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...