Kemendes Prediksi Perekonomian Desa Lebih Cepat Pulih Pasca Covid-19
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) mempediksi perekonomian di pedesaan lebih cepat pulih dibandingkan di perkotaan. Ini dikarenakan, angka penyebaran virus corona yang lebih rendah, sehingga aktivitas produksi dan distribusi di pedesaan cenderung lebih lancar.
Wakil Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Budi Arie Setiadi mengatakan, desa memiliki potensi untuk menyangga pertumbuhan ekonomi nasional pasca-pandemi Covid-19, khususnya di bidang ketahanan pangan.
"Desa ini adalah wilayah paling cepat rebound dalam pandemi Covid-19 dengan data wiayah terjangkit Covid-19 yang lebih sedikit, sehingga potensinya ekonominya masih sangat besar," kata dia dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (17/6).
(Baca: Hingga Pertengahan Juni, 65.711 Desa Sudah Menerima BLT Dana Desa)
Dia menambahkan, ekonomi pedesaan masih berpotensi dikembangkan untuk menggerakkan ekonomi pasca-pandemi. Kemendes mencatat, di wilayah pedesaan saat ini sudah terdapat pertokoan dengan bangunan permanen di 6.803 desa, pasar tradisional dengan bangunan permanen di 6.236 desa, pasar tradisional dengan bangunan semi permanen di 8.780 desa dan 4.317 pasar tradisional tanpa bangunan.
Sektor-sektor tersebut masih dapat beroperasi dan berkembang lantaran belum terpapar dari wabah. Sedangkan untuk bisnis hotel dan pariwisata yang beroperasi di pedesaan setidaknya saat ada sekitar 1.709 unit.
"Bayangkan itu di desa kecil ada hotel untuk penerapan desa wisata dan lain-lain, sementara Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) aktif bertransaksi sebanyak 37.125 di seluruh Indonesia," kata dia.
Untuk memperkuat sektor pangan, pemerintah telah menyiapkan lahan pertanian melalui program transmigrasi seluas 1,87 juta hektare dengan 509 ribu hektare di antaranya telah siap tanam. Untuk mempercepat proses tanam dan panen, pemerintah juga telah menyiapkan program intensifikasi pertanian.
"Kami mendorong percepatan proses tanam pangan di Indonesia untukmengurangi ketergantungan impor bahan pangan dari negara lain. Desa pertanian pangan ada sekitar 65.325 dan pertanian non pangan sudah diterapkan di 4.704 desa," kata dia.
(Baca: Membengkak Jadi Rp 695 T, Berikut Rincian Anggaran Penanganan Covid-19)
Seperti diketahui, pandemi corona menghantan perekonomian hampir seluruh negara dunia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahkan memperkirakan, setidaknya perlu lima tahun untuk memulihkan ekonomi RI dari dampak Covid-19.
Pasalnya, pandemi corona memukul hampir seluruh sektor industri, akibatnya pertumbuhan ekonomi melambat drastis.
Wabah virus corona saat ini telah berdampak ke perekonomian 215 negara, termasuk Tiongkok yang merupakan negara asal virus. Hal ini telah memengaruhi ertumbuhan ekonomi Negeri Panda hingga terkontraksi 6,8% dari sebelumnya tumbuh 6%.