Harga Emas Naik Imbas Corona, Logam Mulia Antam Naik Jadi Rp 900 Ribu
Harga emas bergerak terbatas pada sesi perdagangan yang berakhir Rabu (17/6). Hal itu dipengaruhi sentimen positif dari gelombang kedua kasus virus corona dan tekanan dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Pelaku pasar memproyeksi bank sentral AS, The Federal Reserve, mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Head Trader U.S Global Investors Michael Matousek menyebut The Fed tidak berencana meningkatkan suku bunga dalam waktu dekat ini.
Di sisi lain, penguatan dolar dan pasar modal menekan harga emas. Dengan kondisi tersebut, dia menilai emas cocok menjadi investasi jangka panjang.
"Investor lebih baik berinvestasi emas untuk jangka panjang. Membeli emas dalam jumlah kecil saat harga turun," kata Matousek dilansir dari Reuters pada Kamis (18/6).
Di sisi lain, pasar emas lebih panjang daripada instrumen investasi lainnya yang berjangka pendek. Sehingga investor mengambil keuntungan dari setiap kenaikkan harga emas.
Vice President di Precious Metals Trader MKS SA menyebut investor bakal memperdagangkan emas di level atas antara US$ 1.730-US$ 1.735 per ounce. Sedangkan di level bawah di harga US$ 1.710-US$ 1.715 per ounce.
(Baca: Harga Emas Dunia Naik, Logam Mulia Antam Justru Turun Jadi Rp 895 Ribu)