Dirut Krakatau Steel Sebut Penjualan Sahamnya untuk Keperluan Pribadi
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim angkat bicara terkait dengan keputusan pribadinya melepas seluruh kepemilikan sahamnya di perusahaan baja pelat merah tersebut.
"Kadang-kadang namanya manusia itu ada keperluan. Alasannya itu, kan kalau ada keperluan berarti harus ada yang dijual," kata Silmy ketika ditemui di komplek parlemen, Jakarta, Senin (22/6).
Ia menambahkan, ada beberapa aset saham yang memang dimilikinya untuk mendapatkan dana. Namun, jika ada keperluan mendadak, maka ia akan mencari aset yang mudah dicairkan.
Salah satu aset yang menurutnya mudah dijual adalah saham, sehingga ia melepas beberapa saham yang dimilikinya, tidak hanya Krakatau Steel.
Ia memastikan, penjualan saham emiten berkode KRAS tersebut tidak ada hubungannya dengan faktor fundamental perusahaan. Melainkan, murni didasarkan atas urusan pribadi.
Sebagai informasi, Silmy diketahui telah melepas seluruh kepemilikannya di Krakatau Steel dengan menjual menjual 5,4 juta unit saham atau setara 0,028% pada 11 Juni 2020 lalu.
Dalam dokumen keterbukaan informasi yang dikutip Senin (22/6) dijelaskan bahwa Silmy menjual saham Krakatau Steel di harga yang bervariasi, yaitu Rp 278, Rp 280, Rp 282, dan Rp 284 per saham.
(Baca: Dirut Krakatau Steel Silmy Karim Jual Seluruh Saham Miliknya)
Sejak dilepas oleh Silmy pada 11 Juni 2020, harga saham Krakatau Steel sebenarnya meroket 4,92% pada Jumat (19/6) di harga Rp 298 per saham. Sayangnya, setelah pengumuman resmi penjualan saham oleh Silmy, hari ini saham Krakatau Steel ditutup anjlok 4,7% menjadi Rp 284 per saham.
Sebelum melepas seluruh kepemilikan sahamnya, Silmy terakhir kali melakukan transaksi saham pada Januari lalu. Saat itu, Silmy membeli dan menjual saham perusahaan berkode KRAS tersebut.
Silmy membeli 1,45 juta unit saham di harga Rp 292 dan Rp 258 per saham. Lalu, melakukan penjualan sebanyak 737 ribu saham di harga Rp 262 per saham.
Berdasarkan data RTI Infokom, ada kepemilikan saham Krakatau Steel oleh komisaris dan direksi perusahaan. Komisaris Utama Krakatau Steel I Gusti Putu Suryawirawan tercatat memiliki 51,5 ribu unit saham atau setara 0,0003%.
Sementara, di level direksi, Direktur Purwono Widodo memiliki saham Krakatau Steel sebanyak 132,5 ribu unit saham atau setara 0,0007%. Lalu Direktur lainnya yaitu Djoko Muljono memiliki 35 ribu unit saham, setara dengan 0,0002%.
Pemegang saham mayoritas Krakatau Steel adalah Negara Republik Indonesia sebanyak 15,47 miliar unit saham atau setara 80%. Sementara 3,86 miliar unit atau 20% lainnya dimiliki oleh publik.
Silmy sendiri menjabat sebagai Direktur Utama Krakatau Steel sejak 6 September 2018 menggantikan Mas Wigrantoro Roes Setiyadi. Sebelum berkarir di perusahaan baja tersebut, Silmy merupakan PT Direktur Utama Barata Indonesia sejak 2016.
(Baca: Sewindu Merugi, Krakatau Steel Akhirnya Cetak Laba Rp 1 Triliun)