Usai Covid-19, Menperin Ramal akan Muncul Pandemi Lebih Dahsyat
Banyak negara berjuang mengatasi pandemi virus corona atau Covid-19 yang telah mencapai 9,2 juta kasus di dunia. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang memperkirakan setelah virus corona berakhir, akan muncul pandemi penyakit baru.
Agus tak menyebutkan rujukan literatur saat membuat pernyataan tersebut. Dia menyampaikan industri dalam negeri perlu bersiap-siap menghadapi kemungkinan munculnya pandemi penyakit baru dengan menggalakkan produksi alat kesehatan dan farmasi.
"Setelah ditemukan vaksin dan obat covid-19, saya menduga akan ada pandemi baru yang mungkin jauh lebih dahsyat dampaknya kepada kesehatan kita," kata Agus dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI, Selasa (23/6).
(Baca: Fokus Pemulihan Imbas Covid, Kemenhub Usulkan Anggaran Rp 41,3 T )
Oleh karena itu, Indonesia dinilai perlu memiliki Terms of Reference (TOR) kesehatan secara mandiri, sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Untuk itu, Kemenperin mendorong digitalisasi pada sektor alat kesehatan dan farmasi. "Agar proses produksi lebih efisien. Efisiensi sangat membantu, bukan hanya outputnya, tapi juga lebih cepat," ujar dia.
Beberapa literatur menyebutkan pandemi di dunia terjadi dalam siklus 100 tahun. Sebelum pandemi Covid-19, dunia menghadapi pandemi flu Spanyol pada 1918-1920 yang menewaskan 40 juta hingga 50 juta orang.
Saat ini beberapa negara berupaya membuat vaksin dan obat yang mampu mengatasi virus corona. Salah satunya perusahaan raksasa farmasi AstraZeneca PLC yang memproduksi dan menguji coba vaksin yang dikembangkan peneliti dari Universitas Oxford, Inggris. Uji coba fase I melibatkan sukarelawan 10.000 orang di Inggris akan segera berakhir. Saat ini perusahaan memulai uji coba fase III.
(Baca: Morgan Stanley Ramal Ekonomi RI Tercepat Pulih Setelah Tiongkok)
Pemerintah juga mendorong para peneliti di Indonesia turut memproduksi vaksin virus corona atau Covid-19. Bahkan, pemerintah menargetkan agar vaksin corona dapat ditemukan pada akhir 2020.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan 147 pihak di seluruh dunia yang sedang bergerak menciptakan vaksin corona. Namun, pemerintah enggan menaruh harapan semata pada hasil riset tersebut.
Alasannya, kemungkinan tiap negara akan memprioritaskan vaksin untuk kebutuhannya masing-masing terlebih dahulu. Apalagi kebutuhan vaksin Indonesia sangat besar untuk 270 juta penduduk. "Kita juga harus siap-siap lakukan riset tentang vaksin untuk Indonesia sendiri," kata Muhadjir.
(Baca: 4 Negara Beli Vaksin AstraZeneca, CEO Klaim Proteksi Corona 1 Tahun)