Kisah Dua CEO Gojek PHK Karyawan, 16 Rapat Maraton dalam Setengah Hari

Yura Syahrul
24 Juni 2020, 06:45
gojek, phk gojek, phk karyawan, phk startup, dampak corona, pandemi corona, covid
dok. Gojek
Salah seorang Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi.

Dampak pandemi Covid-19 akhirnya juga memukul perusahaan raksasa sekelas Gojek yang bernilai ratusan triliun rupiah. Selasa kemarin (23/6), perusahaan teknologi papan atas di Asia Tenggara --yang memelopori model Super App dan ekosistem terintegrasi ini-- mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 430 pegawai atau sekitar 9% dari total karyawan. Duo pimpinan Gojek menyampaikan langsung keputusan pahit tersebut kepada semua karyawannya.

Selama lebih setengah hari pada Selasa kemarin, dari pagi hingga sekitar pukul 7 malam, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo menggelar townhall meeting alias pertemuan akbar dengan semua karyawannya, yang berjumlah hampir 5.000 orang. Ada dua pengumuman penting yang disampaikan penerus Nadiem Makarim tersebut: menghentikan beberapa layanan non-inti Gojek dan merampingkan struktur perusahaan dengan PHK karyawan sebanyak 430 orang.

Advertisement

Alasannya, bisnis perusahaan terpukul dampak Covid-19 dan menjaga pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang.

Pertemuan akbar itu dibagi dalam 16 sesi, dimana masing-masing CEO memimpin 8 sesi terpisah. Setiap sesi tersebut dihadiri ratusan karyawan dan berlangsung hingga satu jam. Tujuannya agar Co-CEO Gojek bisa menjelaskan persoalan dan keputusan itu secara langsung, lebih intim dan personal kepada karyawan. Selain itu, karyawan dapat mengajukan pandangan dan pertanyaan langsung ke pucuk pimpinan sehigga memahami lebih detail alasan dan latar belakang keputusan perampingan usaha dan karyawan tersebut.

Seperti dalam surat elektroniknya kepada karyawan, yang dipublikasikan melalui siaran pers Gojek, Selasa malam (23/6), Kevin dan Andre menjelaskan luar biasanya dampak Covid-19 terhadap bisnis Gojek saat ini. Persoalan yang dihadapi tak cuma itu. Masih adanya ketidakpastian kondisi di masa mendatang dan diyakini bakal selamanya mengubah cara operasional beberapa produk dan layanan Gojek.

(Baca juga: Gojek Dikabarkan Umumkan PHK Karyawan Minggu Ini)

"Kita harus merespons apa yang terjadi di luar sana dan meningkatkan fokus untuk membangun bisnis yang kokoh dan lebih efisien agar dapat terus bertahan serta tetap relevan dengan kondisi yang ada," kata mereka. Untuk itu, Gojek memutuskan fokus pada layanan inti, dan menghentikan layanan yang tidak dapat bertahan di tengah pandemi.

Tiga bisnis inti (core business) yang memiliki dampak paling luas kepada masyarakat, yaitu bisnis transportasi, pesan-antar makanan dan pembayaran elektronik. Sedangkan layanan yang ditutup adalah GoLife, yang meliputi layanan GoMassage dan GoClean, dan GoFood Festival yang merupakan jaringan pujasera GoFood di banyak lokasi.

Dua layanan ini memang paling terpukul saat pandemi karena perubahan perilaku masyarakat yang lebih waspada terhadap aktivitas kontak fisik. Sedangkan kedua layanan tersebut tidak memungkinkan untuk berjaga jarak. "GoLife dan GoFood Festival membutuhkan interaksi jarak dekat," katanya.

Karena itulah, mayoritas dari 430 karyawan yang terkena PHK berasal dari divisi yang terkait dengan GoLife dan GoFood Festival. Namun, Kevin dan Andre memastikan ini satu-satunya keputusan pengurangan karyawan yang dilakukan Gojek pada masa pandemi.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement